Aplikasi Ini Mudahkan Tunarungu Ikuti Pemilu

BANDUNG, (PR).- Tim dari Institut Pertanian Bogor berhasil menjuarai lomba pembuatan aplikasi pemilu bertajuk "Apps Chalange Sosialisasi Pilkada untuk Disabilitas Tunarungu dengan tema "Kesetaraan Politik untuk Disabilitas Tunarungu" yang diselenggarakan oleh KPU Jabar dan Telkom University.

Mereka adalah Fajar Maulana, Wardiman Perdian dan Yasmin Salamah yang berhasil menciptakan aplikasi android dengan nama "Suara Kami" yang secara resmi diumumkan di salah satu hotel di Jalan Braga Kota Bandung, Selasa 24 APril 2018.

Adapun peringkat dua disabet oleh tim Universitas Komputer Indonesia dengan aplikasi Pilkadangu, peringkat ketiga diduduki tim Emcorp Studio dengan aplikasi Mata Jabar. Mereka berhasil mengungguli karya 19 peserta lainnya.

Yasmin Salamah, perwakilan dari tim IPB menuturkan, Suara Kami adalah applikasi pendukung sosialisasi pemilu. Pendekatan mereka kepada tunarungu dalam applikasi adalah dengan memaparkan visualisasi-visualisasi tahapan pemilu dengan gambar yang mudah dipahami.

"Applikasi kami ini berplatform android. Terdapat tiga fitur utama di aplikasi kami ada 3 yaitu sosialisasi cagub dan cawagub, persiapan pemilu yaitu fitur edukasi yang menjelaskan apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum pemilu seperti dokumen, sistematika TPS, sistematika coblos dan lainnya dengan visualisasi yang mudah dimengerti dan terakhir adalah fitur saat anda di TPS, " kata Yasmin.

Fitur saat Anda di TPS, lanjut Yasmin, hal itu fitur yang terinspirasi dari sebuah cerita seorang teman mereka yang menyandang disabilitas rungu yang kehilangan hak suara karena tidak mendengar panggilan mencoblos maka fungsi dari applikasi tersebut adalah untuk memberi bimbingan step by step kepada penyandang disabilitas rungu saat di TPS.

"Fitur ini dilengkapi sistem notifikasi untuk kawan rungu yang menunggu panggilan. Fitur ini hanya bisa diakses di hari H dan pada saat di TPS akan ada QR code untuk mengvalidasi lokasi TPS dan validasi partisipasi pengguna applikasi," tutur mahasiswa Ilmu Komputer IPB itu.

Dengan prestasi tersebut, Yasmin dan kedua rekannya mendapat penghargaan berupa sejumlah uang, piagam dan kesempatan untuk mendeploy applikasinya untuk digunakan masyarakat secara langsung. Sementara Hak intelektual dimiliki oleh KPU sebagai syarat utama mengikuti perlombaan. "Sudah tertera ketika kami mau daftar," ujar Yasmin.

Masukan Gerkatin

Meski mereka unggul, kata dia, namun masih ada perbaikan kesalahan dan konten untuk saat ini. Aplikasi tersebut juga belum dideploy ke playstore.

Yasmin pun menambahkan, ada usulan dari penyandang disabilitas rungu dari Gerkatin agar menambahkan konten video karena penyandang disabilitas rungu lebih senang melihat video yang memuat bahasa isyarat.

"Insya Allah ke depannya kami mencoba berkerja sama dengan Gerkatin agar mereka bisa menuntun dan mengajari kami konten-konten yang memuat bahasa isyarat agar lebih ramah digunakan oleh kawan rungu," ucap Yasmin.

Standardisasi TPS

Komisioner KPU Jabar Divisi Perencanaan dan Data, Ferdhiman Bariguna di sela-sela acara penyerahan hadiah mengatakan, aplikasi yang dibuat untuk penyandang disabilitas, termasuk tuna rungu, pada hekekatnya untuk melindungi hak memilih. Teknologi ini mengkonversi bahasa lisan ke bahasa tulisan atau bahasa isyarat ke tulisan dan bahasa tulisan ke bahasa isyarat. Dengan demikian penyandang disabilitas akan terbantu dan bisa menggunakan hak pilihnya pada Pilgub 27 Juni mendatang.

Menurut Ferdhiman, aplikasi ini akan dilengkapi standardisasi TPS. Misalnya menyediakan kursi roda atau surat suara berhuruf braille seperti yang sudah disiapkan. KPU Jabar juga menjalin kerjasama dengan Unikom terkait pembuatam aplikasi untuk tunanetra.

Sementara itu, penanggungjawab lomba, Catur Nugroho menjelaskan perlombaan diikuti 22 peserta dari seluruh Indonesia. Setelah melalui seleksi administrasi dan proposal akhirnya ditetapkan lima besar. "Mereka berasal dari Yogya, Surabaya, Bogor, dan Bandung," ujarnya.

Kegiatan ini juga melibatkan Gerkatin (Gerakan untuk Kesejahteraan Tunarungu Indonesia) Jawa Barat.***

Let's block ads! (Why?)