"Sayangnya, hanya sedikit perempuan yang dipilih Tim Seleksi. Dari 172 perempuan di 16 provinsi hanya 30 persen yang masih diproses," kata Titi di KPU RI Jakarta, Jumat (27/4).
Menurut Titi, kurangnya kehadiran perempuan tak hanya terjadi di KPU. Kondisi serupa juga terjadi di instiusi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di 25 provinsi di Indonesia.
"Hanya ada 14 perempuan yang ikut begabung dari total anggota KPU Provinsi 75 orang di 25 Provinsi," ujar dia.
Titi memandang permasalahan ini harus mendapat perhatian khusus. Sebab, menurut dia keterwakilan perempuan bisa berdampak pada penjaminan hak politik perempuan sendiri.
Selain itu, Titi menyatakan kehadiran perempuan sebagai calon anggota KPU akan sangat membantu bagi calon legislatif perempuan pula. Hal itu menjadi ajang edukasi politik bagi perempuan.
"Ini juga sangat kena di bidang politik yang ramah secara psikologis. Ramah kepada kader politik perempuan yang mungkin untuk calon legislatif. Tapi bukan untuk kongkalikong," ujar dia.
Sejauh ini, proses pemilihan anggota KPU sedang dalam masa uji kelayakan oleh KPU RI. Tiga provinsi dengan calon perempuan tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 40 persen, Sulawesi Selatan 28,6 persen dan DKI Jakarta sebanyak 21,4 persen. (ayp)
Baca Lagi Aje https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180427192302-32-294241/perludem-sebut-peran-perempuan-di-urusan-pemilu-masih-minimBagikan Berita Ini
0 Response to "Perludem Sebut Peran Perempuan di Urusan Pemilu Masih Minim"
Posting Komentar