REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Presiden RI Joko Widodo mengimbau kepada masyarakat agar jangan merusak hubungan silaturahim rusak karena pelaksanaan pemilihan umum (pemilu). Hubungan silaturahim rusak disebabkan perbedaan pendapat dan pilihan.
"Pesta demokrasi rakyat itu dilaksanakan lima tahun sekali, sehingga harus dimanfaatkan dalam mencari pemimpin yang layak memimpin. Tapi jangan karena perbedaan silaturahim menjadi rusak," kata Jokowi sapaan akrabnya di Sukabumi, Ahad (8/4).
Saat ini di beberapa daerah sedang melaksanakan tahapan pemilihan umum kepala daerah baik wali kota/bupati dan gubernur. Masyarakat harus berlomba mencari figur yang layak menjadi pemimpinnya.
Namun, ia mengatakan, jangan sampai persaingan tersebut menjadi permasalahan seperti timbul perundungan atau bully, menyebar berita-berita hoaks, SARA dan lainnya. Hal itu mengakibatkan kawan, sahabat atau teman bisa menjadi musuh seperti tidak bertegur sapa karena pemilu ini.
Tahun depan pun akan kembali dilaksanakan pemilihan legislatif dan presiden. Karena itu, jangan sampai karena adanya perbedaan pilihan tersebut keamanan menjadi terganggu dan dampaknya terjadi perpecahan.
Presiden mengatakan, Indonesia merupakan bangsa yang besar dengan memiliki ribuan suku, budaya, bahasa serta pulau. Jangan sampai karena perbedaan di pemilu menjadi terpecah belah.
"Setelah pemilu jangan menyisakan dendam dan kita harus bersatu lagi untuk memajukan bangsa ini, siapapun yang menang dan kalah harus bisa saling menghormati," kata Presiden.
Di akhir pembicaraannya, Jokowi mengajak semua elemen untuk menjaga persatuan dan kesatuan. Jika ada permasalahan agar segera diselesaikan dengan lapang dada dan kepala dingin.
Selain itu, jangan mau terprovokasi oleh oknum yang ingin memecah belah bangsa ini dan mengganggu stabilitas negara.
Baca Lagi Aje http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/18/04/08/p6v3yl428-jokowi-jangan-karena-pemilu-silaturahim-rusakBagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi: Jangan karena Pemilu, Silaturahim Rusak"
Posting Komentar