Search

Cerita Siti Badriyah soal Kondisi Buruh Migran saat Pemilu

Jakarta - Mantan buruh migran, Siti Badriyah, menceritakan kondisi teman-temannya yang bekerja di luar negeri saat pemilu di Indonesia. Siti mengatakan para buruh migran itu menemui sejumlah kendala untuk menyalurkan hak pilihnya di luar negeri.

Siti awalnya menuturkan kisahnya saat bekerja di Brunei Darussalam pada Pemilu 2004. Siti termasuk salah satu buruh migran yang beruntung karena majikannya mengizinkan untuk menggunakan telepon saat pemilu berlangsung.

"Ketika Pemilu 2004, saya ada di Brunei Darussalam, kalau di Brunei Darussalam waktu itu saya punya akses untuk telepon boleh, majikan mengizinkan saya untuk berkomunikasi kepada keluarga ataupun orang lain, waktu pemilu saya tanya ke KBRI," kata Siti di kantor Bawaslu, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu (7/10/2018).


Siti akhirnya menghubungi pihak KBRI untuk menanyakan cara-cara menyalurkan hak pilihnya. Menurut dia, faktor majikan menjadi salah satu yang menentukan seorang buruh migran itu bisa berpartisipasi dalam pemilu.

"Bagaimana saya akan menggunakan hak pilih saya, kemudian KBRI tanya, 'majikan kamu mengizinkan nggak?' Jadi tergantung kepada majikan. Majikan kamu mengizinkan nggak? Itu pengalaman saya," ujarnya.

Namun hal yang berbeda dialami oleh sejumlah buruh migran yang bekerja di Malaysia. Siti yang bekerja sebagai pemantau pemilu di Malaysia menemukan sejumlah buruh migran Indonesia tak bisa menyalurkan hak pilihnya karena majikannya tak mendukung.

"Kemudian tahun 2009, 2014 saya menjadi pemantau pemilu di Malaysia, kebetulan saya melakukan pemantauan pemilu di Malaysia, jadi kebetulan teman-teman saya yang PRT buruh migran, mempunyai kendala, ada yang mendapatkan surat itu dari pos, kemudian surat posnya itu sudah lambat, udah terlambat, disampaikan oleh majikan kepada pekerja tersebut. Waktu mau dikirimkan kembali ke... itu sudah dihitung, udah terlambat, ada juga majikan, yang sebenarnya ada yang mengizinkan, kalau majikan yang baik, mengantarnya ke TPS, cuman nggak banyak," paparnya.


Tak hanya itu, sejumlah buruh migran juga banyak yang belum paham mengenai pentingnya hak pilih di pemilu. Bahkan saat dikirim surat oleh KBRI, para buruh migran itu justru curhat panjang lebar mengenai kondisi kehidupannya di Malaysia.

"Kemudian ada juga majikan nggak tahu sebenarnya itu surat apa, makanya nggak dikasihkan kepada PRT-nya, beberapa orang yang saya temui apakah dia menggunakan hak pilihnya, nyoblos sama nyontreng, nggak tahu, ini sebenarnya apa, jadi pekerja migran juga yang jadi rumah tangga sebenarnya belum ada pengetahuan untuk menggunakan hak pilihnya, ini apa sebenarnya, surat suara bahkan bisa dikirim ke perwakilan, ditulis masalahnya dia, bukan dicoblos, ini saya gajinya dibayar-bayar, saya mau pulang nggak bisa, ditulis perlakukan dia, itu banyak sekali," ujarnya.
(knv/gbr)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Aje https://news.detik.com/berita/4246043/cerita-siti-badriyah-soal-kondisi-buruh-migran-saat-pemilu

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Cerita Siti Badriyah soal Kondisi Buruh Migran saat Pemilu"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.