Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengklaim tanpa bukti bahwa pemilihan-pemilihan paruh waktu yang utama di Arizona, Georgia, dan Florida dicurangi demi kekalahan Partai Republik. Trump tidak memberikan bukti apapun untuk mendampingi tuduhannya tersebut. Sementara itu, hasil pemilu paruh waktu di beberapa negara bagian masih belum didapatkan, dan beberapa di antaranya memiliki kemungkinan diadakannya pemilihan ulang.
Baca juga: Pemilu Paruh Waktu Amerika: Buruk bagi Trump, Petaka untuk Putin
Oleh: David Smith (The Guardian)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah dituduh merusak legitimasi pemilu paruh waktu Amerika 2018, setelah mengklaim tanpa bukti bahwa empat pemilu utama telah dicurangi demi kekalahan Partai Republik.
Empat hari setelah pemungutan suara pemilihan paruh waktu ditutup, dua pemilu di Florida, satu pemilu di Arizona, dan satu pemilu di Georgia masih belum memastikan siapa yang menang maupun kalah, di tengah kekacauan antara gugatan, protes, pembalasan partisan, dan tuntutan untuk penghitungan ulang.
Pada hari Sabtu (10/11), sekretaris negara bagian Florida mengumumkan penghitungan ulang dalam pemilu Senat dan gubernur. Perselisihan seputar pemilihan-pemilihan tersebut mengembalikan ingatan tentang penghitungan ulang suara di negara bagian Florida saat pemilihan presiden AS tahun 2000, ketika pemenang tergantung pada keseimbangan selama berminggu-minggu sebelum mahkamah agung memutuskan kemenangan George W Bush dari Partai Republik atas kandidat Demokrat Al Gore.
Matthew Dowd, yang bekerja pada kampanye Bush, menulis di Twitter: “Tidak menghitung semua suara di Florida pada tahun 2000 adalah ketidakadilan yang berat dan menyebabkan banyak orang mempertanyakan legitimasi terpilihnya Bush. Sebaiknya kita tidak mengulangi ketidakadilan itu di Florida dan Arizona tahun ini. Hitunglah semua suara.”
Ketika kepemimpinannya dalam perolehan suara menyusut di pemilihan Senat Florida, Gubernur Rick Scott mengajukan tuntutan hukum kepada pengawas pemilihan Demokrat di dua wilayah, menuduh mereka melanggar undang-undang pemilihan dan menuntut akses ke catatan penghitungan suara mereka.
“Saya tidak akan duduk diam ketika kaum liberal yang tidak etis mencoba mencuri pemilihan ini,” kata Scott kepada wartawan.
Namun, tim kampanye Senator Demokrat Bill Nelson yang berkuasa juga mengajukan mosi di pengadilan federal mengenai validitas tanda tangan pada surat suara dari pemilih yang tidak terdaftar di tempat pemungutan suara (provisional ballot) dan dari pemilih yang tidak bias hadir langsung ke TPS (absentee ballot).
Kebuntuan tersebut telah memicu kemarahan Trump, yang deklarasi kemenangan partainya di pemilu paruh waktu AS 2018 tampak semakin prematur. Dia telah meninggalkan semua kepura-puraan yang tersisa di atas semua kekacauan.
Dia menuduh para pejabat pemilihan Demokrat di dua wilayah Florida telah melakukan korupsi dan mengatakan dia mengirim pengacara ke kawasan Broward yang sangat Demokrat, di mana para demonstran dari kedua pihak turun ke jalan pada hari Jumat (9/11).
“Tiba-tiba mereka menemukan suara entah dari mana,” katanya kepada awak media di Gedung Putih. Di Twitter ia menulis “PENIPUAN!” dalam huruf besar, tanpa menyebutkan bukti apapun.
Baca juga: 9 Hal yang Bisa Dipelajari dari Pemilu Paruh Waktu Amerika
Pada akhir Jumat (9/11), Scott memimpin perolehan suara Nelson dengan kurang dari 15.000 suara, atau 0,18 persen. Sementara dalam pemilu Gubernur Florida, pengikut Trump Ron DeSantis yang memimpin atas kandidat Demokrat Andrew Gillum, warga keturunan Afrika Amerika, telah menyusut menjadi sekitar 36.000 suara atau 0,44 persen. Artinya, kedua pemilu telah memiliki cukup kualifikasi untuk mengadakan penghitungan ulang.
Di Georgia, di mana kandidat Republik Brian Kemp mengumumkan kemenangan pada hari Rabu (7/11) dalam ajang pemilihan gubernur dengan margin tipis atas kandidat Demokrat Stacey Abrams, warga keturunan Afrika Amerika, telah bersumpah untuk mengejar litigasi untuk memastikan semua suara telah dihitung. Kemp adalah pejabat pemilihan tertinggi negara bagian.
Trump menulis di Twitter bahwa Kemp “tampil memukau dalam pemilu di Georgia, dia menang. Sudah waktunya untuk melanjutkan kembali!” Tim kampanye Abrams mengatakan bahwa pihaknya menemukan sedikitnya 30.823 surat suara belum dihitung.
Dalam pemilihan Senat di Arizona, kandidat Demokrat Kyrsten Sinema memiliki sedikit keunggulan atas kandidat Republik Martha McSally. Trump menulis di Twitter: “Baru saja keluar, di Arizona, TANDA TANGAN TIDAK COCOK. Korupsi pemilihan, seruan untuk pemilu baru? Kita harus melindungi Demokrasi kita!” sekali lagi tanpa menunjukkan bukti apapun.
Annie Karni, seorang reporter Gedung Putih di situs Politico, menulis tanggapan: “Kita mendapatkan petunjuk seperti apa reaksi Trump jika dia kalah dalam pemilihan presiden AS tahun 2016.”
Situs internet Axios menambahkan: “Presiden melakukan lebih banyak hal dari pejabat tinggi manapun sepanjang sejarah sebagai upaya untuk meragukan hasil pemilu.”
Keterangan foto utama: Para warga Broward county melakukan aksi protes mendukung Andrew Gillum, yang tetap berada sedikit poin di belakang lawannya dari Partai Republikan dalam ajang pemilihan gubernur. (Foto: Rex/Shutterstock/Ian Witlen)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pasca Pemilu Paruh Waktu Amerika, Trump Dituduh Lumpuhkan ..."
Posting Komentar