Search

Pemilu Sela AS Bawa Manfaat & Mudarat Bagi RI

 

Tentu ini jadi concern tersendiri bagi pasar global, terlebih menyangkut arah kebijakan politik dan ekonomi negara tersebut. Sejak tampuk kekuasaan beralih dari Barack Obama ke Donald Trump, ekonomi AS diakui memang semakin kuat.  


Sejak resmi berkantor di Gedung Putih pada awal 2017, pertumbuhan ekonomi negara tersebut berangsur-angsur naik. Puncaknya di kuartal III-2018 ini, pertumbuhan ekonomi terakselerasi hingga 3,04% atau tertinggi sejak kuartal II-2015. 

Berbagai kebijakan yang dilakukan Trump memang ampuh mendorong laju roda perekonomian. Salah satu kebijakan populis yang dilakukan yaitu reformasi pajak berupa penurunan tarif Pajak Penghasilan (PPh) badan dan orang pribadi.  

Saat itu, besaran pajak korporasi turun cukup signifikan dari 35% menjadi 20%. Sementara pajak pribadi turun sedikit dari 39,6% ke 35%.  

Keberpihakan Trump terhadap korporasi yang cukup besar berhasil mendorong kinerja perusahaan-perusahaan di Negeri Paman Sam karena laba yang meningkat. Indeks-indeks saham utama pun melonjak tajam.  

Indeks S&P 500 melonjak hingga 22,04%, Dow Jones Industrial Average melesat 28,94%, dan Nasdaq Composite meroket 42,3% sejak Trump menghuni Gedung Putih pada 1 Januari 2017. Dampak kebijakan ini berimbas pada penguatan ekonomi ditinjau dari beberapa hal.


Pertama meningkatnya upah rata-rata yang diterima. Per Oktober, tingkat upah rata-rata tumbuh mencapai 3,1% Year-on-Year (YoY) atau tertinggi sejak April 2009.
 

Kedua, pengeluaran masyarakat. Dalam mengukur variabel tersebut, indikator yang digunakan yaitu Core Personal Consumption Expenditure (Core PCE). Per September 2018, Core PCE berada di level 2% dan bertahan sejak Mei 2018.  

Seperti yang diketahui, Core PCE dan tingkat upah rata-rata jadi acuan bank sentral AS Federal Reserve dalam mengukur inflasi. Tentu ini berhubungan dengan stance kebijakan moneter yang akan diambil ke depannya.

The Fed telah menaikkan suku bunga acuan hingga 75 basis poin, dalam merespons perkembangan ekonomi di AS. </span> 

Dihubungkan dengan Pemilu sela, jika Partai Republik sebagai pendukung pemerintah memenangi pemilu legislatif ini, maka program-program Trump dalam mendukung pertumbuhan ekonomi akan terus berjalan. Andai itu benar, maka normalisasi kebijakan moneter di AS  terus terjadi dan mendorong aliran modal asing masuk ke pasar keuangan Negeri Paman Sam.

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Aje https://www.cnbcindonesia.com/market/20181107131024-17-41021/pemilu-sela-as-bawa-manfaat-mudarat-bagi-ri

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pemilu Sela AS Bawa Manfaat & Mudarat Bagi RI"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.