"Yogyakarta masuk dalam indeks kerawanan Pemilu dari Bawaslu, jadi ini antisipasi bersama. Lebih bagus dibilang begitu (daerah yang potensi rawan saat Pemilu), (daripada) dibilang aman-aman (tenyata) ada apa-apa," ujar Dofiri usai meresmikan Masjid Baiturrahman di Polres Gunungkidul, Selasa (5/2/2019).
"Karena memang pada kenyataannya gesekan itu dari pemilu-pemilu sebelumnya kan ada, kita tahu semualah," sambungnya.
"Saya berterimakasih, dengan begitu kita harus bekerja sekuat tenaga supaya apa yang diwarning tadi (oleh Bawaslu RI) bisa diatasi bersama," katanya.
Disinggung mengenai penambahan personel untuk pengamanan Pemilu di Yogyakarta, Dofiri menyebut telah cukup. Terlebih, Polri juga dibantu TNI dalam pengamanan Pemilu bulan April mendatang.
"(Untuk personel pengamanan Pemilu) saya kira sudah cukup ya, pengerahan anggota tidak seluruhnya, baru beberapa. Nanti ketika kampanye terbuka 3/4 kekuatan kita turunkan. Mudah-mudahan, inshaallah cukup, dan kalaupun ada backup dari pusat (Mabes Polri) pun ada," ucapnya.
"Mudah-mudahan dengan keberadaan Polri dan TNI yang ada di Yogyakarta saya kira bisa mengantisipasi itu semua (potensi kerawanan)," imbuhnya.
Diketahui bersama, Mabes Polri akan menyiapkan penambahan personel pengamanan Pemilu 2019 di Sumatera Utara, Yogyakarta, Solo dan Sulawesi Selatan. Pengamanan dipertebal karena wilayah tersebut dinilai rawan.
"Ada empat daerah yang jadi prioritas sasaran pengamanan legislatif. Pertama Sumut, kedua Yogya, Solo, dan Sulsel. Empat daerah ini jadi titik fokus pengamanan. Empat ini akan di-backup pengamanan Mabes Polri," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di sela rapat pimpinan (rapim) Polri 2019 di gedung Tribrata, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/1).
Dedi menuturkan potensi kerawanan di pemilu diprediksi muncul karena partai-partai politik akan bersaing guna melewati syarat ambang batas parlemen. Kerawanan yang dimaksud, jelas Dedi, adalah gesekan antar pendukung caleg. Potensi kerawanan tersebut berdasarkan analisis intelijen Polri dari pengalaman yang sudah dilewati saat masa pileg. Dedi menuturkan pendukung ycaleg biasanya lebih militan ketimbang pendukung Capres-Cawapres.
"Tidak tertutup kemungkinan juga akan terjadi gesekan para pendukung tiap caleg maupun partai politik. Ini perlu diantisipasi secara masif," imbuh Dedi.
Ikuti perkembangan Pemilu 2019 hanya di detik.com/pemilu
(sip/sip)
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Yogya Daerah Rawan, Kapolda DIY: Gesekan Sejak Pemilu-pemilu Sebelumnya - detikNews"
Posting Komentar