Meski begitu sebenarnya ada peluang bagi pemerintah untuk menyerap dana dari pasar ritel obligasi. Peluang itu justru timbul di bulan-bulan saat pemilu.
"Yang ditakutkan swasta kalau pemerintah terlalu banyak terbitkan surat utang, karena akan bersaingan dengan swasta," kata Direktur Indonesia Bond Pricing Agency ( IBPA) Wahyu Trenggono di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (15/2/2019).
"Kalau dilihat saat pemilu kan swasta tidak banyak terbitkan obligasi. Jadi kesempatan pemerintah untuk mengumpulkan basis investor ritel," terangnya.
Pada 2014 misalnya, jumlah penerbitan obligasi korporasi hanya Rp 47,57 triliun, turun dari 2013 sebesar Rp 58,56 triliun. Namun setelahnya jumlah penerbitan naik menjadi Rp 62,75 triliun.
"Pihak emiten akan menunda menerbitkan obligasinya. Mereka wait and see. Paling yang benar-benar terbitkan obligasi hanya untuk refinancing untuk bayar utang yang jatuh tempo. Setelah pemilu di 2015 baru penerbitan obligasi naik 30%," tambahnya.
Lagi pula, saat ini pasar obligasi pemerintah lebih banyak dikuasai oleh investor asing. Sehingga ketika terjadi gejolak perekonomian global para obligasi terguncang.
"Ini menjadi fokus pemerintah bahwa untuk kurangi guncangan pasar itu adalah asing agar tidak terlalu banyak," tutupnya.
(das/eds) Baca Lagi Aje https://finance.detik.com/bursa-dan-valas/d-4430099/pemilu-celah-pemerintah-menangkan-rebutan-dana-pasar-dengan-swastaBagikan Berita Ini
0 Response to "Pemilu Celah Pemerintah Menangkan Rebutan Dana Pasar dengan Swasta - detikFinance"
Posting Komentar