Search

Megawati: Dari 1955 Pemilu Aman, Kok 2019 Beda? Yang Fair Dong - BeritaSatu

Jakarta - Indonesia sudah melaksanakan pemilihan umum (pemilu) sejak tahun 1955. Dan semuanya bisa diselenggarakan dengan damai dan lancar. Namun, Pemilu 2019 yang menjelang terkesan berusaha didorong menjadi ajang pemisahan anak bangsa.

Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri saat bercerita di hadapan para milenial di Kantor Pusat Partainya di Jalan Diponegoro, Menteng, Senin (7/1). Acara itu diselenggarakan sebagai rangkaian HUT PDIP ke-46 yang akan dipusatkan di JIExpo Kemayoran pada 10-11 Januari mendatang.

Awalnya, Megawati bercerita soal ayahnya, Soekarno, yang dijatuhkan dengan cara yang kurang beretika. Dirinya merasakan benar tekanan yang diberikan kepada dirinya dan keluarga oleh rezim berikutnya. Dari situ, bukannya dendam, Megawati justru yang selalu meminta agar kejadian yang sama tak boleh lagi terjadi.

"Ketika Soeharto dihujat, saya yang bilang jangan hujat dia. Masa (polanya, red) begitu terus? Ketika presiden naik, diangka-angkat. Ketika tak senang, dijatuhkan. Begitu sudah turun, dimaki abis. Katanya kita bangsa beradab dan luhur? Makanya saya bilang, jangan," ujar Megawati.

"Apakah seorang presiden boleh dijatuhkan begitu dengan rekayasa politik? Saya tak mau."

Namun, Megawati mengaku merasa miris karena menjelang Pemilu 2019, ada suasana yang tidak mengenakkan.

"Pemilu dari 1955 selalu baik. Tapi kenapa sekarang seakan seperti mau dipecah sendiri oleh bangsanya?" tegas Megawati.

"Fair dong. Kita yang sudah terpelajar, sudah dapat kesempatan sekolah, ikut mengajari mereka yang tak terlalu berpendidikan, mengaduk emosinya supaya langsung beringas. Kalau begitu, anda mau Indonesia dijadikan apa? Jawab dengan fair dan tanggung jawab," kata Megawati.

Megawati lalu menyinggung isu soal PKI yang kerap disematkan kepada Presiden Jokowi dan dirinya. Megawati merasa aneh karena masih juga orang percaya dengan isu demikian. Namun yang paling aneh baginya adalah motivasi pihak yang menggunakan isu demikian.

"Kenapa sih, kepengen menang ya? Menang itu mestinya dengan terhormat dong. Kalau tanding, ya harus sportif dong," tegas dia.

"Kita diajarkan sportif, pakai wasit. Tapi ini wasitnya siapa, tak tahu. Dibiarkan saja. Masa kita disuruh yang melawan? Kalau melawan nanti bisa tawur. Anda mau tanggung jawab?" tambah Megawati.

"Kenapa presiden sendiri kita rendahkan? Apa karena kita dijajah 350 tahun sehingga kebencian dilemparkan kepada orang yang berhasil? Apa tak bisa dihentikan hoax itu?" katanya.

Sumber: BeritaSatu.com

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Aje https://www.beritasatu.com/nasional/531416-megawati-dari-1955-pemilu-aman-kok-2019-beda-yang-fair-dong.html

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Megawati: Dari 1955 Pemilu Aman, Kok 2019 Beda? Yang Fair Dong - BeritaSatu"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.