Dia mengatakan hal itu kepada pers setelah bertemu Ketua MPR, Zulkifli Hasan, di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa.
Menurut Nurmantyo, dia bertemu dengan Hasan karena mendapat undangan dan kebetulan memiliki waktu yang sama untuk dapat bertemu. "Sebenarnya sudah lama saya ingin bertemu dengan Pak Zul (Zulkifli), tapi waktunya yang belum pas," katanya.
Ia menjelaskan pada pertemuan itu, dia menyampaikan beberapa hal yang dinilai penting untuk disampaikan, yakni soal aspirasi masyarakat dalam menghadapi Pemilu 2019 yang rawan terjadi gesekan antarkelompok masyarakat.
Menurut dia, bangsa Indonesia sesungguhnya adalah bangsa yang ramah dengan budaya gotong-royong serta musyawarah mufakat. "Ini adalah nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang hidup di tengah budaya masyarakat," katanya.
Nurmantyo juga menilai, Pemilu adalah pesta demokrasi untuk memilih pemimpin bangsa dan negara secara periodik setiap lima tahun.
Karena itu, kata dia, kalaupun ada perbedaan pilihan politik, adalah hal wajar dalam mencari figur yang terbaik, tapi harus tetap mengutamakan persatuan bangsa.
Ia juga mengingatkan pada pemilu presiden sepatutnya adalah di antara calon presiden dan calon wakil presiden, saling mengadu konsep dan gagasan, untuk nantinya dapat diimplementasikan.
"Saya juga mengingatkan masyarakat untuk menjaga persatuan, jangan sampai adanya perbedaan pilihan ikut membelah bangsa Indonesia. Memilih calon presiden tidak perlu sampai senggol-senggolan," katanya.
Pada pertemuan itu juga menyampaikan aspirasi soal potensi ancaman perang proksi yakni ancaman perang melalui berbagai aspek kehidupan bangsa.
Ia melihat, budaya asli Indonesia mulai tergerus oleh budaya global, sehingga nilai-nilai luhur bangsa Indonesia makin memudar, salah satu dampak negatifnya adalah banyak pemuda Indonesia yang menjadi korban bahaya narkoba.
Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2018
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gatot Nurmantyo: Pemilu harus utamakan persatuan bangsa"
Posting Komentar