KIBLAT.NET, Kairo – Kelompok Empat yang mengaku peduli terhadap Libya, PBB, Liga Arab, Uni Eropa dan Uni Afrika, Senin (30/04), turut mengeluarkan pernyataan bersama pentingnya pemilu lebih dini di negara yang memiliki dual pemerintahan itu. Pernyataan ini dikeluarkan beberapa jam setelah Mesir dan Perancis menyatakan Libya harus menggelar pemilihan umum lebih awal dari yang dijadwalkan.
Pernyataan empat lembaga dunia itu diumumkan setelah pertemuan di markas Liga Arab di Kairo pada Senin malam antara Ahmed Aboul Gheit (Sekretaris Jenderal Liga Arab), Pierre Buyoya (delegasi Uni Afrika), Federica Mujireny (penanggung jawab politik luar negeri Uni Eropa) dan Ghassan Salameh (Perwakilan Khusus Sekretaris-Jenderal PBB dan Kepala Misi Dukungan PBB di Libya).
“Kelompok Empat menekankan pentingnya penyelenggaraan pemilu parlemen dan presiden di atas dasar undang-undang yang berlaku. Kami berpendapat bahwa pemilu yang direncanakan harus digelar sebelum akhir tahun ini sebagaimana rencana kerja PBB,” kata pernyataan Kelompok tersebut pada Senin.
Pernyatan itu juga menekankan, penyelenggaraan pemilu ini membutuhkan kondisi politik dan keamanan yang kondusif, yang harus menjadi komitmen seluruh pihak di Libya. Mereka harus menghormati hasil pemilu dan memfasilitasi pemilih untuk memberikan suaranya tanpa ada intimidasi dan gangguan.
Seorang pejabat senior PBB mengatakan pada bulan Januari bahwa Badan Dunia berkomitmen untuk membantu Libya menyelenggarakan pemilu pada akhir tahun ini, berdasarkan fakta banyak rakyat telah mendaftar diri untuk memilih.
Namun, mengadakan pemilihan tetap menjadi tantangan utama di negara yang wilayahnya masih terbagi antara kontrol faksi militer. Selain itu, saat ini di Libya terdapat dua pemerintahan yang mengaku sebagai rezim sah. Dua pemerintah itu muncul setelah digelarnya pemilu pada 2014.
Keamanan rapuh di banyak wilayah di Libya, meskipun pertempuran antara kelompok-kelompok bersenjata di Tripoli dan kota-kota lain telah berkurang, yang memungkinkan pejabat PBB dan diplomat asing untuk tinggal di Libya untuk waktu yang lama.
PBB, sejak September tahun lalu, memulai upaya untuk mengubah kesepakatan damai yang ditandatangani pada bulan Desember 2015 dan membuka jalan bagi pemilihan umum. Tetapi sejauh ini upaya itu gagal mencapai kesepakatan yang akan memungkinkan kemajuan menuju dua tujuan.
Beberapa saat sebelumnya, juru bicara kepresidenan Mesir mengumumkan setelah pertemuan antara Presiden Abdel Fattah Sisi dan Jean-Yves Odrian, Menlu Perancis, bahwa Mesir dan Perancis sepakat bahwa Libya harus mempercepat pemilihan umum setelah melihat kondisi di lapangan “kondusif”. Mesir dan negara Barat sejak lama bermain di Libya untuk mendapatkan keuntungan dari negeri kaya minyak itu dan untuk memadamkan perjuangan kelompok Islamis.
Sumber: Reuters
Redaktur: Sulhi El-Izzi
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Setelah Prancis dan Mesir, Internasional Turut Serukan Pemilu Dini ..."
Posting Komentar