TEMPO.CO, Kuala Lumpur– Warga yang akan menggunakan hak pilihnya pada pemilu Malaysia, yang digelar pada Rabu, 9 Mei 2018, datang ke lokasi tempat pemungutan suara sejak sekitar pukul delapan pagi. Proses pemungutan suara ini akan ditutup pada pukul lima sore dan dilanjutkan penghitungan hingga malam.
“Mereka datang dan berpakaian rapi agar tidak terkena larangan memasuki tempat pemungutan suara,” kata Awang Azman, pengamat politik Malaysia dari University of Malaya kepada Tempo lewat aplikasi WhatsApp, Rabu, 9 Mei 2018. “Warga mengikuti aturan kode etik di tempat pemungutan suara.”
Baca: Eksklusif -- Pemilu Malaysia Hari Ini, Sekjen Umno Bilang ...
Awang mengatakan ada antrean di sejumlah tempat pemungutan suara namun warga terlihat tetap tenang menunggu gilirannya untuk mencoblos. “Kampanye panas yang berlangsung selama sekitar sebelas hari telah berubah menjadi tenang pada hari ini. Hari rakyat Malaysia akan memutuskan,” kata Awang.
Suasana di salah satu tempat pemungutan suara di Sepang Area pada pemilu Malaysia, Rabu, 9 Mei 2018. Awang Azman
Secara terpisah, pengamat politik Malaysia, Bridget Welsh, memperkirakan koalisi oposisi Pakatan Harapan bakal kehilangan setidaknya sekitar 10 persen kursi parlemen akibat berbagai praktek curang pada pemilu Malaysia 2018.
Baca: Eksklusif -- Bridget Welsh: Pemilu Malaysia Diwarnai Kecurangan
“Pandangan luas publik Malaysia sadalah pemerintah akan curang selama proses pemilu,” kata Welsh kepada Tempo, Selasa, 8 Mei 2018.
Sekitar 14,5 juta pemilik suara di Malaysia bakal mencoblos pada Rabu, 9 Mei 2018, untuk memilih 222 wakil rakyat, yang akan duduk di Dewan Rakyat. Pada pemilu 2013, Barisan Nasional, yang merupakan pendukung pemerintah, menguasai 133 kursi. Sedangkan Pakatan Harapan, yang merupakan koalisi empat partai oposisi, memiliki sekitar 89 kursi.
Pelaksana tugas Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, sedang memasukkan surat suara ke kotak di sebuah tempat pemungutan suara di Pekan, Pahang, pada pemilu Malaysia, Rabu, 9 Mei 2018. Twitter @Najibrazak
“Dari perkirakan konservatif saya, ini akan mempengaruhi setidaknya 10 persen kursi menjadi negatif bagi kelompok oposisi.”
Welsh mengatakan ada berbagai praktek tidak adil yang terjadi seperti pembagian daerah pemilihan yang tidak berimbang (malapportionment) dan pengubahan batas daerah pemilihan untuk menguntungkan kelompok politik tertentu (gerrymandering).
Welsh juga menyebut ada masalah pada proses pendaftaran calon pemilih yang berhak (electoral roll) dan proses pencoblosan (voting procedure) oleh election commission atau Komisi Pemilihan Umum Malaysia.
Soal tudingan dari lembaga swadaya masyarakat Bersih 2.0 bahwa pelaksanaan pemilu Malaysia berlangsung tidak adil dan transparan, Welsh mengaku sependapat.
“Observasi Bersih telah terkonfirmasi oleh penilaian dari berbagai lembaga pemantau pemilu berintegritas pada pemilu Malaysia sebelumnya,” kata dia.
Dalam rilisnya baru-baru ini, Bersih mempertanyakan adanya daftar pemilih siluman yang dikabarkan mencapai sekitar 2 juta orang. Para pemilih ini tidak memiliki alamat yang jelas.
Bersih juga mempertanyakan diskualifikasi Wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat, Tian Chua, oleh petugas election commission Malaysia. Saat ini, Tian Chua, yang telah dua kali menjadi anggota parlemen, mengajukan banding atas putusan Pengadilan Tinggi Malaysia, yang menolak memutus kasusnya. Pada pemilu Malaysia hari ini dia mendukung kandidat Prabakaran dari jalur independen.
Baca Lagi Aje https://dunia.tempo.co/read/1087222/antrean-terlihat-di-sejumlah-tps-pemilu-malaysiaBagikan Berita Ini
0 Response to "Antrean Terlihat di Sejumlah TPS Pemilu Malaysia"
Posting Komentar