PENGANTAR - Pemilu Legislatif (Pileg) 2019 telah dimulai. Para kader partai juga sudah mulai mendaftar untuk maju sebagai calon legislatif (caleg) tingkat DPRK, DPRA, DPR RI, dan DPD RI. Di tengah geliat politik tersebut, ternyata di Aceh ada fenomena menarik yaitu maraknya caleg ‘lompat pagar’ atau pindah ke partai lain. Serambi berusaha mendalami ‘motif’ di balik fenomena menarik itu dan menyajikannya sebagai laporan khusus edisi ini.
SESUAI jadwal Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemungutan dan penghitungan suara Pileg 2019 dilaksanakan pada 8-17 April 2019.
Di tengah kesibukan para caleg mempersiapkan ‘amunisi’ untuk bertarung, juga muncul fenomena menarik lainnya yang tak kalah menyedot perhatian; caleg lompat pagar.
Penelusuran Serambi, perpindahan yang terjadi ada yang ke sesama partai nasional (parnas) maupun ke sesama partai lokal (parlok). Selain itu ada juga perpindahan dari parnas ke parlok, maupun sebaliknya dari parlok ke parnas.
Bagi sebagian kader partai lokal, lompat pagar ini wajib dilakukan, bahkan mendapatkan restu partai agar bisa memperjuangkan hak-hak Aceh di tingkat pusat (DPR RI).
Di antara kader parnas yang pindah ke parnas tetangga antara lain, Ibnu Rusdi. Mantan anggota DPRA dari Partai Demokrat itu kini telah menjabat sebagai Ketua DPD Partai Hanura Aceh. Ia telah memastikan diri jadi caleg DPR RI dari Partai Hanura.
Selain itu ada juga Sayed Mustafa Usab, mantan anggota DPR RI menggantikan Azwar Abubakar. Ia mundur dari Partai Amanat Nasional (PAN) saat memutuskan maju sebagai calon wakil Gubernur Aceh mendampingi Abdullah Puteh dalam Pilkada 2017 dan sekarang ia memilih bergabung dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Dan, yang agak mengejutkan adalah kepindahan Tgk Muhammad Yus alias Abu Yus. Politikus senior dari PPP yang juga mantan ketua DPRA ini memilih pindah ke PBB. Ia juga diisukan akan maju sebagai caleg DPR RI dalam Pemilu 2019.
Berikutnya di partai lokal terdapat sejumlah nama yang digadang-gadang akan maju sebagai anggota DPR RI dari partai nasional. Di antaranya ada Kautsar, Azhari Cagee, dan Abdullah Saleh. Mereka bertiga merupakan anggota DPRA dari Partai Aceh.
Informasinya, Kautsar maju melalui Partai Demokrat, Azhari Cagee melalui Partai Bulan Bintang (PBB), dan Abdullah Saleh melalui Gerindra. Selain itu ada juga Sayuti Abubakar yang merupakan kader PNA yang juga dikabarkan akan maju ke DPR RI namun belum jelas ‘perahu’ mana yang akan dinaiki Sayuti, apakah PKB atau NasDem.
Menanggapi isu lompat pagar tersebut, kader PA yang maju ke DPR RI melalui parnas dengan tegas membantahnya. Mereka tidak mau disebut lompat pagar apalagi yang mereka lakukan dibolehkan secara aturan dan termaktub dalam UUPA. (Baca; Kader PA Bantah).
Kabupaten/kota
Fenomena kader lompat pagar ini juga terjadi di kabupaten/kota, seperti yang dilakukan Safriadi Manik alias Haji Oyon, mantan bupati Aceh Singkil dan juga mantan ketua DPD II Golkar Singkil. Saat ini ia telah resmi bergabung ke Partai Nanggroe Aceh (PNA).
“Saya akan bekerja ekstra untuk PNA,” kata Safriadi kepada Serambi saat menghadiri deklarasi salah satu bakal caleg akhir April lalu.
Demikian juga dengan mantan calon wakil bupati Nagan Raya dari Partai Golkar, H Said Junaidi yang sekarang memilih bergabung dengan PNA. Selain Said Junaidi, ada beberapa nama lain yang juga bergabung ke PNA, termasuk dari kader Partai Aceh (PA).
Khusus untuk kader PA di Nagan, selain ke PNA, ternyata banyak juga yang pindah ke Partai SIRA besutan Muhammad Nazar. “Benar, saya dulu sebagai pengurus Partai Aceh dan masih banyak pengurus lainnya yang telah hijrah bersama saya ke SIRA. Mereka tidak bisa saya sebutkan satu per satu,” ungkap mantan kader PA Nagan Raya, Ruslim, kepada Serambi belum lama ini.(mas/de/c49/yos)
Baca Lagi Aje http://aceh.tribunnews.com/2018/05/19/lompat-pagar-jelang-pemiluBagikan Berita Ini
0 Response to "Lompat Pagar Jelang Pemilu"
Posting Komentar