Lolos jadi peserta Pemilu 2019, Ketum PSI sebut mimpi jadi nyata

Merdeka.com - Komisi Pemilihan Umum menetapkan empat partai politik baru lolos sebagai peserta Pemilu 2019. Empat partai tersebut yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Berkarya, Partai Garuda, Partai Perindo.

Partai-partai baru ini lolos dan memenuhi syarat yaitu, kantor DPP, keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen, kepengurusan tingkat provinsi di antaranya domisili kantor dan keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen dan kepengurusan tingkat kabupaten kota di antaranya domisili kantor, keterwakilan perempuan sekurang-kurangnya 30 persen dan keanggotaan sekurang-kurangnya 75 persen. PSI dinyatakan memenuhi syarat, mulai tingkat pusat hingga kabupaten/kota. Bahkan keterwakilan perempuannya mencapai 66,66 persen.

Melalui keterangan tertulis, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie mengatakan, lolosnya PSI sebagai partai peserta Pemilu seperti mimpi yang menjadi kenyataan.

"Hari ini seperti mimpi. PSI ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2019," tulis Grace Natalie seperti dilansir Antara, Sabtu (17/2).

Menurut Grace, penetapan PSI sebagai partai peserta pemilu merupakan langkah awal perjuangan. Target selanjutnya adalah memenangkan Pemilu 2019.

"Kita isi parlemen dengan putra-putri terbaik bangsa yang kompeten, berintegritas, dan punya visi melayani publik. Saya rasa tidak ada yang tidak mungkin selama ada niat baik dan kerja keras," lanjut Grace.

Terpisah, Sekjen PSI Raja Juli Antoni mengatakan semua bentuk partisipasi dan kontribusi publik terhadap PSI sangat berarti.

"Terima kasih kepada KPU dan Bawaslu yang sudah bekerja dengan baik. Juga rekan-rekan media yang setia meliput dan mengabarkan pergerakan dan ikhtiar PSI dalam memperbaiki politik Indonesia," kata Toni.

Dia menambahkan, syarat pembentukan partai di Indonesia adalah yang tersulit di dunia. Menurut dia, banyak yang meremehkan PSI ketika awal didirikan. Namun puluhan ribu anak muda di PSI mampu mementahkan anggapan tersebut. [noe]

Let's block ads! (Why?)