JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum meloloskan 14 partai politik dari 16 partai yang mendaftar menjadi peserta Pemilu 2019.
Mereka adalah Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Berkarya, PDI Perjuangan, Partai Gerindra, Partai Gerakan Perubahan Indonesia, Partai Golkar, Partai Hanura, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasional Demokrat, Partai Persatuan Indonesia, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Di antara 14 partai tersebut, empat di antaranya merupakan pendatang baru di kancah politik. Partai Persatuan Indonesida ( Perindo), Partai Berkarya, Partai Gerakan Perubahan Indonesia (Garuda), dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) turut meramaikan kontestasi politik 2019 mendatang.
Sebagai anak baru, partai-partai tersebut tak mau kalah dengan partai seniornya. Mereka memiliki gebrakan tersendiri agar menarik simpati publik sekaligus menggagas perubahan untuk Indonesia.
Partai Garuda dideklarasikan pada 16 April 2015. Lolosnya partai tersebut sebagai peserta Pemilu dianggap kado terindah bagi DPC dan DPD di kabupaten/kota sebagai imbalan kerja keras mereka untuk memenuhi syarat KPU.
Sekretaris Jenderal Partai Garuda, Abdullah Mansyuri mengatakan, partainya akan berusaha semaksimal mungkin untuk memenangkan hati rakyat.
"Dengan kerja keras juga turun ke bawah, melihat secara langsung, kalau perlu tidur bersama rakyat, untuk bisa mengambil hati mereka," kata Abdullah.
Baca juga : Verifikasi Faktual: Partai Garuda Penuhi Syarat, Partai Berkarya Belum
Sebagai partai baru, kata Abdullah, partainya mengajak anak-anak muda untuk bergabung. Anak muda dianggap lebih mandiri dan memiliki niatan luhur untuk memperbaiki.
Untuk melenggang ke senayan, Partai Garuda surah melalukan pemetaan wilayah. Namun, ia belum bisa menyebutkan wilayah mana yang dia maksud.
"Sekali lagi kami mohon kepada masyarakat untuk bisa menerima kami dan memberikan kesempatan kami partai baru untuk dekat dengan rakyat bisa mewakili ke parlemen nanti," kata Abdullah.
Partai Perindo
Siapa tak tahu partai milik bos MNC Group Hary Tanoesoedibjo ini. Sejak awal, Perindo meyakini tak akan ada kendala dalam proses verifikasi faktual oleh KPU.
Sekretaris Jenderal Partai Perindo, Ahmad Rofiq mengatakan, tekad mereka bukan sekadar lolos jadi peserta Pemilu, tapi jadi pemenang pada 2019 mendatang.
"Maka lolos verifikasi itu bukan sebuah isu, bukan sebuah konsentarsi utama, tapi bagaimana memenangkan pertarungan politik di 2019 bagi partai Perindo adalah sebuah keharusan," kata Rofiq.
Baca juga : Hary Tanoe: Masyarakat Indonesia Harus Tahu Partai Perindo
Menuju Pemilihan Legislatif, Perindo akan merekrut kader yang sesuai dengan aspirasi rakyat. Rofiq mengatakan, kader tersebut harus punya kompetensi dan banyak kelebihan dalam berbagai hal, selain tingkat kepercayaan publik yang tinggi dan moral yang baik.
Banyak strategi yang akan dilakukan Perindo untuk mewujudkan impiannya. Namun, Rofiq enggan mengungkapnya terlebih dahulu.
"Yang ingin saya pastikan bahwa Perindo sudah berjuang selama 3,5 tahun lebih untuk memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa kami adalah bagian dari harapan rakyat," kata Rofiq.
Partai Solidaritas Indonesia (PSI)
Berangkat dari kekecewaan dengan politik oleh partai-partai senior, PSI menawarkan gaya baru dalam berpolitik. Partai tersebut lebih menyasar anak muda dan perempuan yang selama ini dianggap kurang terwakili kepentingannya.
Ketua DPP PSI, Isyana Bagoes Oka mengatakan, gaya berpolitik lama sudah sangat mengkhawatirkan ketika banyak operasi tangkap tangan hingga pengesahan UU MD3 yang membuat DPR antikritik.
"Hal inilah yang sangat membutuhkan lebih banyak generasi baru di dunia politik untuk duduk di kursi anggota dewan yang benar-benar mewakili masyarakat dan bekerja untuk masyarakat," kata Isyana.
Baca juga : PSI Janji Akan Audit Dana Publik yang Diterima
PSI memiliki angka keterwakilan perempuan paling tinggi di antara partai lainnya, yakni 66,6 persen. Isyana mengatakan, partainya mendorong lebih banyak lagi partisipasi perempuan dalam berpolitik. Sebab, angka keterwakilan perempuan di parlemen kian menyusut dari periode ke periode. Dengan demikian, hak-hak perempuan tidak secara maksimal diperjuangkan di DPR.
"Keterwakilan perempuan akan bisa lebih banyak memperjuangkan kepentingan perempuan jika diperjuangkan oleh kaum perempuan sendiri," kata Isyana.
Isyana mengatakan, partainya tidak sembarangan memilih kader untuk maju menjadi calon anggota legislatif.
Calon tersebut harus benar-benar berkompeten dan mampu bekerja untuk masyarakat. Termasuk siap menerima kritik dari publik. Oleh karena itu, PSI menyiapkan panitia seleksi yang berisi tokoh-tokoh yang tak diragukan kredibilitasnya, antara lain Chatib Basri, Mahfud MD dan Bibit Samad Rianto.
"Supaya masyarakat kemudian tidak beli kucing dalam karung saat memilih anggota legislatif. Sehingga kinerjanya udah terbukti dan lolos dari pansel independen yang kompeten," kata dia.
Partai Berkarya
Partai yang berdiri tahun 2016 itu digagas oleh putra presiden pertama RI Soeharto, Hutomo Mandala Putra atau Tommy Soeharto. Meski umurnya baru dua tahun, partai tersebut optimistis melenggang ke DPR dengan perolehan 78 kursi atau 13,75 persen secara nasional.
Sekjen Partai Berkarya, Badaruddin Andi Picunang mengatakan, partainya ingin menjadi partai besar dan memiliki wakil di semua tingkatan minimal satu kursi.
"Kami akan menyamakan langkah untuk mencapai target kita tadi, target kita kan minimal 1 kursi per dapil di semua tingkatan," kata Badaruddin.
Baca juga : Tak Lolos Verifikasi, Partai Berkarya dan Garuda Gugat KPU ke Bawaslu
Selain itu, partai tersebut akan mengadakan sekolah politik di internal agar kader-kadernya memiliki pengetahuan politik yang baik dan tak kalah dengan politisi senior.
Untuk soal calon presiden, Badaruddin mengaku belum ada pembahasan soal itu. Tommy sempat digadang-gadang menjadi calon presiden. Badaruddin mengatakan, saat ini, partainya masih akan fokus untuk menjaring calon anggota legislatif.
"Nanti akan ada pertemuan-pertemuan dengan teman-teman yang bisa mencapreskan kan minimal 20 persen, kita ikut aja mana yang terbaik untuk bangsa ini," kata dia.
Sementara itu, ada dua partai yang tidak lolos, yakni PBB dan PKPI.
Baca Lagi Aje http://nasional.kompas.com/read/2018/02/18/09021091/menanti-gebrakan-empat-partai-baru-peserta-pemilu-2019
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menanti Gebrakan Empat Partai Baru Peserta Pemilu 2019"
Posting Komentar