Indeks Kerawanan Pemilu sragen Nomor 8 se-Jateng | Politik - Gatra

Sragen, Gatra.com – Kabupaten Sragen masuk peringkat delapan pada indeks kerawanan Pemilu (IKP) di Jawa Tengah versi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu). Sebagai catatan, terdapat 21 kota/kabupaten di Jawa Tengah menyelenggarakan Pilkada serentak pada 2020.

Ketua Bawaslu Sragen, Dwi Budi Prastyo mengatakan IKP dihitung dari perkara dan kejadian terkait Pemilu 2019 maupun pesta demokrasi di tahun sebelumnya. Perhitungan indeks kerawanan Pemilu dilaksanakan untuk mencegah terjadi hal tak diinginkan selama Pemilu. IKP ini merupakan implementasi dari pasal 228 huruf G 10/2016 dan pasal 93 ayat 1 huruf A UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.

Laporan dari Bawaslu Provinsi Jawa Tengah itu ditindaklanjuti Bawaslu Sragen dengan memetakan lagi area rawan. Adapun parameternya pada keamanan lingkungan, otoritas penyelenggaara Pemilu, otoritas penyelenggara negara, dan relasi kuasa di tingkat lokal. Dimensi kedua terkait kebencanaan, segi keamanan, pemungutan suara, serta konflik batas wilayah.

"Dari 20 kecamatan di Sragen dipetakan tingkat kerawanan Pilkada yang didasari parameter tersebut," katanya kepada wartawan di Sragen, Kamis (20/8).

Kemudian, Bawaslu bekerja sama dengan stakeholder mereka untuk mengoptimalkan pencegahan dan mengantisipasi pelanggaran di Pilkada mendatang. Caranya mengoptimalkan koordinasi dengan penyelenggara Pemilu dan mengedukasi masyarakat tentang Pemilu jujur dan adil. Penyebaran informasi Pemilu diminimalisasi hambatannya.

Kapolres Sragen, AKBP Rafael Sandy Cahya Priambodo mengatakan tengah serius menyikapi peta potensi konflik horisontal maupun komunal.

“Kami mempersiapkan personel Polres Sragen dan meminta back-up personel dari stakeholder, baik dari TNI juga Satpol PP. Selain itu, kami juga menekan kepada FKUB untuk menjaga dinamisasi dan situasi kamtibmas yang ada di Sragen,” papar AKBP Rafael.

Ia juga mengimbau langkah kondusivitas di dunia maya, terutama ke pemangku media sosial. “Supaya ikut menjaga Pilkada serentak tanpa hoaks dan ujaran kebencian,” tutupnya.

Reporter: Abdul Alim Muhamad Zamzami
Editor: Flora L.Y. Barus

Let's block ads! (Why?)