TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan kudeta di Mali berjanji akan mengupayakan pelaksanaan pemilu baru sesegera mungkin. Hal tersebut untuk mengisi kekosongan pemerintah usai Presiden Mali, Ibrahim Boubacar Keita, mengundurkan dari jabatannya.
"Kami tidak menginginkan kekuasaan, melainkan stabilitas di negeri ini. Hal tersebut akan memungkinkan kami untuk menggelar pemilu sesegera mungkin," ujar juru bicara pasukan kudeta Mali, Kolonel Ismael Wague, dikutip dari kantor berita Reuters, Rabu, 19 Agustus 2020.
Diberitakan sebelumnya, kudeta di Mali dipicu oleh aksi sejumlah prajurit yang berasal dari satuan angkatan darat. Mereka melakukannya karena tidak puas dengan kepemimpinan Ibrahim Boubacar Keita di periode kedua. Selain mencurgai Keita mencurangi hasil pemilu pada 2018 lalu, mereka juga menganggap korupsi, mismanajemen, dan krisis ekonomi semakin parah di rezim Keita.
Adapun aksi kudeta tersebut digerakkan oleh Kolonel Malick Diaw dan Jenderal Sadio Camara. Usai mengambil alih kamp militer di Kati, kurang lebih 15 kilometer dari Bamako, mereka bergerak ke kediaman Keita untuk menculiknya dan mendesaknya untuk mundur. Adapun aksi mereka disoraki warga yang juga menginginkan Keita lengser.
Ismael Wague melanjutkan bahwa pihaknya terbuka untuk kerjasama dengan militer maupun pemerintahan dari negara-negara tetangga untuk mengembalikan stabilitas di Mali. Wague bahkan mengajak organisasi-organisasi politik di Mali untuk ikut terlibat menciptakan transisi politik.
Hingga berita ini ditulis, belum ada respon atas tawaran yang disampaikan Wague.
ISTMAN MP | REUTERS
Baca Lagi Aje https://dunia.tempo.co/read/1377578/pasukan-kudeta-di-mali-upayakan-pemilu-baru-sesegera-mungkinBagikan Berita Ini
0 Response to "Pasukan Kudeta di Mali Upayakan Pemilu Baru Sesegera Mungkin - Dunia Tempo.co"
Posting Komentar