Liputan6.com, Jakarta - Amandemen ke-19 Konstitusi Amerika Serikat akhirnya memperbolehkan perempuan untuk memiliki hak pilih dalam pemilu. Pengesahan amandemen itu dilakukan Sekretariat Amerika Bainbridge Colby pada 26 Agustus 1920.
Amendemen itu disahkan setelah 70 tahun perempuan tidak memiliki suara. Dua bagiannya berbunyi sederhana, "Hak warga negara Amerika Serikat untuk memilih tidak boleh ditolak atau diringkas oleh Amerika Serikat atau oleh Negara Bagian manapun karena jenis kelamin," dan "Kongres akan memiliki kekuasaan untuk menegakkan pasal ini dengan undang-undang yang sesuai."
Pergerakan perempuan dalam pemilu ini dimulai pada pertengahan abad ke-19, di mana perempuan mulai aktif di dunia politik dalam pekerjaan mereka di gerakan abolisionis dan pertarakan, seperti yang dikutip dari History, Rabu (26/8/2020).
Pada Juli 1848, sebanyak perempuan tidak memiliki hak pilih, kemudian mereka berbincang mengenai hak-hak perempuan. Pembicaraan ini dipimpim Elizabeth Cady Stanton dan Lucretia Mott, di Seneca Falls, New York.
Setelah menyetujui langkah-langkah yang menegaskan hak perempuan atas pendidikan dan kesempatan kerja, mereka mengeluarkan resolusi yang menyatakan, "Adalah tugas perempuan di negara ini untuk mengamankan hak suci mereka atas hak pilih pilihan."
Karena memproklamasikan hak perempuan untuk memilih, Konvensi Seneca Falls menjadi sasaran cemoohan publik, dan beberapa pendukung hak-hak perempuan menarik dukungan mereka. Namun, resolusi tersebut menandai awal dari gerakan hak pilih perempuan di Amerika.
Pertemuan Perempuan Pertama Kali Digelar pada 1850
Pertemuan perempuan skala nasional dilakukan pertama kali pada 1850. Setelah itu pertemuan ini dilakukan setiap tahunnya, gerakan ini berfokus kepada hak suara perempuan.
Di era rekonstruksi, amandemen ke-15 atas Konstitusi Amerika Serikat diadopsi. Amandemen itu memberikan hak pilih kepada pria Afrika-Amerika, tetapi Kongres menolak untuk memperluas pemberian hak pilih ke dalam bidang gender.
Pada tahun 1869, Asosiasi Hak Pilih Wanita Nasional didirikan oleh Susan B. Anthony dan Elizabeth Cady Stanton untuk mendorong amandemen untuk memberikan hak suara pemilu kepada perempuan ke Konstitusi AS.
Organisasi lain, Asosiasi Hak Pilih Wanita Amerika, yang dipimpin oleh Lucy Stone, dibentuk pada tahun yang sama untuk bekerja melalui badan legislatif negara bagian. Pada 1890, kedua kelompok ini disatukan sebagai National American Woman Suffrage Association. Tahun itu, Wyoming menjadi negara bagian pertama yang memberi perempuan hak untuk memilih.
Perempuan Mulai Lebih Baik di Abad 20
Perempuan lebih dihargai pada abad ke-20, karena saat itu perempuan lebih memiliki edukasi yang tinggi. Tak hanya itu mereka lebih memiliki sedikit anak, dan tiga negara bagian seperti Colorado, Utah dan Idaho, telah menyerahkan permintaan untuk memberikan hak suara untuk perempuan.
Pada 1916, Partai Wanita Nasional (dibentuk pada tahun 1913 di Persatuan Kongres untuk Hak Pilih Wanita) memutuskan untuk mengadopsi pendekatan yang lebih radikal terhadap hak pilih wanita.
Alih-alih kuesioner dan lobi, para anggotanya malah mengunjungi Gedung Putih, berbaris, dan melakukan tindakan pembangkangan sipil.
Perempuan Ikut dalam Perang Dunia 1
Pada 1917, Amerika memasuki Perang Dunia 1 dan perempuan membantu upaya perang dalam berbagai kapasitas yang membantu menghancurkan sebagian besar oposisi yang tersisa terhadap hak pilih perempuan. Pada tahun 1918, perempuan telah memperoleh hak pilih yang sama dengan laki-laki di 15 negara bagian, dan baik partai Demokrat maupun Republik secara terbuka mendukung pemberian hak pilih bagi perempuan.
Pada Januari 1918, amandemen hak pilih perempuan disahkan DPR dengan suara mayoritas dua pertiga yang diperlukan. Pada Juni 1919, disetujui oleh Senat dan dikirim ke negara bagian untuk diratifikasi.
Kampanye dilakukan para pemilik hak pilih di seluruh negeri untuk mengamankan ratifikasi, dan pada 18 Agustus 1920. Tennessee menjadi negara bagian ke-36 yang meratifikasi amandemen, memberikannya tiga perempat mayoritas ratifikasi negara yang diperlukan untuk menjadikannya hukum negara.
Paket yang berisi catatan resmi tindakan legislatif Tennessee dikirim dengan kereta api ke ibu kota negara, tiba pada dini hari tanggal 26 Agustus. Pada pukul 8 pagi itu, Sekretariat Amerika Bainbridge Colbymenandatanganinya tanpa upacara di kediamannya di Washington.
Tidak ada satupun pemimpin gerakan hak pilih perempuan yang hadir saat proklamasi ditandatangani, dan tidak ada fotografer atau kamera film yang merekam acara tersebut. Sore itu, Carrie Chapman Catt, kepala National American Suffrage Association, diterima di Gedung Putih oleh Presiden Woodrow Wilson dan Edith Wilson, ibu negara.
Reporter: Yohana Belinda
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Bagikan Berita Ini
0 Response to "26-8-1920: Perempuan AS Mulai Miliki Hak Pilih dalam Pemilu Setelah 70 Tahun Dibungkam - Liputan6.com"
Posting Komentar