Klaster Pengawas Pemilu Mendominasi | SUARA MERDEKA SOLO - Suara Merdeka Solo

BOYOLALI,suaramerdekasolo.com– Perkembangan kasus Covid-19 di Boyolali terus mendapatlan perhatian jajaran terkait. Tercatat selama lima hari (1-5/9) ada sebanyak 136 kasus baru Covid-19.

Lonjakan kasus baru Covid-19 di Boyolali paling banyak disumbang klaster pengawas pemilu. Menurut Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina, pada Jumat (4/9), ada tambahan 36 kasus baru di klaster tersebut.

Sehari sebelumnya atau Kamis (3/9) tercatat ada 12 kasus baru di klaster pengawas pemilu Boyolali. Sebelumnya, sudah ada 22 orang yang dinyatakan terkonfirmasi positif. Dengan tambahan tersebut,

klaster pengawas pemilu tercatat sebanyak 70 kasus.

Anggota Bawaslu Boyolali Divisi SDM dan Organisasi, M Mahmudi mengakui kondisi tersebut. Pihaknya akan terus mengikuti arahan dari Satgas Penanganan COVID-19 Boyolali untuk kemudian melakukan isolasi, baik di rumah sakit darurat COVID-19 maupun isolasi mandiri.

“Prinsipnya bagi pengawas kami, ad hoc yang ada di tingkat kecamatan maupun desa, kami tidak akan lakukan pergantian antar waktu,” katanya.

Terkait tugas-tugas pengawasan yang harus dilakukan dalam tahapan Pilkada 2020, diambil alih oleh pengawas yang di atasnya. Untuk Pengawas Kelurahan/Desa (PKD), tugasnya diambil alih oleh Panwaslu Kecamatan.

“Untuk Panwaslu Kecamatan diambil alih oleh Bawaslu Boyolali. Memang ada beberapa yang kami ambil alih, seperti Kecamatan Andong, karena ketiga Panwascamnya terkena Covid-19.”

Diungkapkan, jajaran petugas pengawas Pemilu yang terkena virus Corona ini ada yang anggota Panwascam dan PKD. Sejauh ini paling banyak di wilayah Kecamatan Banyudono yaitu sebanyak delapan orang.

“Kalau ditanya bagaimana perasaannya, tentu kami sedih, kami terluka. Ini sesungguhnya akan menjadi pintu awal bagi Satgas Penanganan Covid-19 Boyolali untuk memutus rantai penyebaran di Kabupaten Boyolali. Karena jajaran kami tersebar di 267 desa/kelurahan se-Boyolali.” (Joko Murdowo)

Editor : Budi Sarmun