Search

Pemilu Damai Dalam Dekapan Sang Merah Putih

JAKARTA, KOMPAS.com - Resmi sudah dua pasangan calon presiden dan wakil presiden akan berlaga dalam kontestasi politik pada Pemilu Presiden 2019 nanti.

Kamis (20/9/2018) petang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Joko Widodo - Ma'ruf Amin dan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno sebagai pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Sejumlah tahapan dan proses panjang telah mereka lalui. Mereka adalah orang-orang terpilih yang dihasilkan dari proses dialektika demokrasi di Indonesia.

Baca juga: KPU Tetapkan Jokowi-Maruf dan Prabowo-Sandi sebagai Capres-Cawapres

Indonesia adalah bangsa besar yang telah lolos dari cobaan demokrasi. Pemilu presiden 2014 sebelumnya, yang oleh banyak orang sempat diprediksikan chaos, nyatanya dengan mulus telah bisa kita lalui.

Pemilu 2019, tentu bukan berarti tanpa cobaan. Sejak awal harus disadari bahwa setiap kontestasi politik seperti pemilu, niscaya akan penuh dengan berbagai strategi dan intrik politik.

Ancaman kampanya menggunakan isu-isu SARA dalam kampanye, penyebaran disinformasi, ujaran kebencian, hingga kampanya hitam juga sempat membayangi.

Namun, melihat demokrasi kita yang telah matang dan juga modal sosial kita yang memiliki akar keindonesiaan yang begitu kuat, kita yakin akan bisa melewati pemilu kali ini dengan damai.

Para pembaca Kompas.com mulai Kamis sore ini pasti menyadari ada tampilan yang berbeda dengan laman Kompas.com.

Di bagian atas halaman Kompas.com, tampak banner besar yang menggambarkan keempat tokoh yang akan berkompetisi dalam Pilpres 2019 tersebut dalam balutan Merah Putih. Calon presiden dan calon wakil presiden dari kedua kubu tampak bersatu hangat dalam dekapan Sang Saka Merah Putih.

Gambar tersebut merupakan karya perupa Ryan Biantoro. Karya Ryan bisa dinikmati di sini. Kompas.com sengaja berkolaborasi dengan perupa untuk merayakan ditetapkannya calon para pemimpin negeri ini, dengan satu pesan kuat pemilu yang damai.

Bagi Kompas.com, kolaborasi dengan para perupa sudah dilakukan untuk kesekian kalinya. Sebelumnya, Kompas.com pernah berkolaborasi dengan para perupa pada 16 Agustus sampai 18 Agustus lalu. Baca juga: Kenapa Laman Kompas.com Berbeda Hari Ini?

Karya Ryan terinspirasi oleh foto-foto yang viral saat Jokowi dan Prabowo berpelukan di sela-sela ajang Asian Games 2018. Momentum itu begitu berharga dan akan selalu diingat semua warga Indonesia sebagai momentum politik yang adem.

-- -

Saat itu, Prabowo adalah Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia yang tengah menghadiri pertandingan pencak silat di Padepokan Pencak Silat, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur, Rabu (29/8/2018).

Presiden Jokowi dan Prabowo duduk berdampingan. Begitu pesilat Hanifan Yudani Kusuma memenangkan emas, dia menghampiri deretan kursi Jokowi dan Prabowo.

Hanifan menyalami satu per satu para tokoh yang menyaksikan pertandingan, mulai dari Ketua Kontingen (Cdm) Indonesia di Asian Games 2018 Syafruddin, Megawati, Wapres Jusuf Kalla, hingga Presiden Jokowi dan Prabowo.

Di akhir momentum salaman dengan Jokowi dan Prabowo, Hanifan tampak berusaha mendekatkan dua tokoh tersebut untuk dirangkul berbarengan, lengkap dengan atribut bendera Merah Putih yang kemudian membalut mereka bertiga.

Kompas.com hari itu memberitakan, sekat kaku politik telah runtuh oleh pencak silat. Tangan kanan Jokowi merangkul pundak Hanifan, sementara tangan kirinya merangkul punggung Prabowo.

Demikian pula tangan kanan Prabowo merangkul punggung Jokowi dan tangan kirinya merangkul pundak Hanifan. Adapun Hanifan yang memegang bendera Merah-Putih juga merangkul pundak Jokowi sekaligus Prabowo.

Baca juga: Atlet Pencak Silat Raih Emas, Prabowo dan Jokowi Berpelukan

Seketika itu, para elit politik hingga rakyat jelata, apapun latar belakang pilihan politiknya, bersorak-sorai merayakan rangkulan bersejarah itu.

Momentum itu membuktikan, Indonesia rindu dengan cara-cara santun dan damai dalam kancah politik. Kita semua gembira, kita semua tak ingin memori itu berakhir cepat di ajang pencak silat semata.

Rangkulan rakyat jelata untuk para elit politik adalah ajakan nyata, betapa kita pada dasarnya bangsa yang suka merangkul, bukan memukul; bangsa yang lebih suka kedamaian, bukan perceraian; bangsa yang gemar berbagi keriangan, bukan kemarahan.

Kita ingin, keempat tokoh yang kini resmi bertanding dalam Pilpres 2019 ini benar-benar berangkulan untuk membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.

Kami tak ingin memori itu hilang begitu saja. Mari ciptakan kembali rangkulan indah itu, di bawah balutan Merah Putih.

Pak Prabowo, Pak Sandi, Pak Jokowi, dan Pak Ma'ruf, serta para elite politik, rangkul dan peluklah para rakyat dengan kisah-kisah keindonesiaan yang membanggakan. Kita berbeda, karena itu kita menjadi kuat.  


Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Aje https://nasional.kompas.com/read/2018/09/20/17580881/pemilu-damai-dalam-dekapan-sang-merah-putih

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pemilu Damai Dalam Dekapan Sang Merah Putih"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.