Search

KPU Badung Keluhkan Sulitnya Dapat Tenaga Penyelenggara Pemilu - detikBali

Badung -

Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Badung, I Gusti Ketut Gede Yusa Arsana Putra, mengeluhkan sulitnya mendapatkan tenaga penyelenggara pemilu. Ia mengaku heran dengan daerah lain yang begitu banyak mendapatkan pendaftar untuk menjadi penyelenggara pemilu.

Yusa mengatakan ia mendapatkan informasi di grup Ketua KPU nasional ada salah satu kabupaten di Jawa Timur (Jatim) yang membutuhkan PPK 15, tapi yang mendaftar sampai 300 orang. "Sedangkan kami yang kebutuhannya lima itu untuk cari pendaftar sepuluh saja susah," keluh Yusa Arsana saat ditemui wartawan di kantornya, Kamis (2/5/2024).

Yusa Arsana menyebutkan beberapa alasan yang mungkin menjadi faktor penyebab sulitnya mencari tenaga penyelenggara pemilu di Badung. Berbagai kemungkinan penyebab ditemukan berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara di tingkat Badan Ad Hoc.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Alasan yang pertama karena kesibukan di Badung ini relatif padat. Hampir semua anggota Badan Ad Hoc sudah bekerja, terutama di sektor pariwisata.

"Kalau yang bekerja di sektor pariwisata tentu akan kesulitan untuk membagi waktu bekerja sepenuh waktu ketika menjadi Badan Ad Hoc," ungkap Yusa Arsana.

ADVERTISEMENT

Situasi ini berbeda dengan daerah lain. Menurutnya menjadi anggota Badan Ad Hoc di daerah lain adalah pekerjaan yang bergengsi dan dipercaya.

Selain itu, masyarakat juga masih bisa mencari eksistensi di lingkungan mereka dengan bergabung di Badan Ad Hoc. Sementara di Badung, masyarakat lebih mencari waktu luang.

Alasan berikutnya yang menyebabkan masyarakat di Badung enggan menjadi Badan Ad Hoc karena melihat jumlah honor yang diterima. Banyak masyarakat beranggapan lebih memilih bekerja biasa saja setelah melihat honor yang telah ditetapkan.

"Pak Bupati bahkan pernah menyampaikan kepada kami 'Kalau bisa ditambah saja honornya, kan bisa dari anggaran APBD', tapi regulasinya tidak memungkinkan," tutur Yusa Arsana.

Alasan terakhir, masyarakat menilai berkas persyaratan yang diperlukan untuk mendaftar cukup banyak. Hal itu membuat mereka enggan untuk mengurus persyaratan menjadi anggota Badan Ad Hoc.

Yusa Arsana menegaskan KPU terus berupaya menarik masyarakat agar mau berkontribusi dalam proses pemilu. Salah satunya dengan melakukan sosialisasi secara terus menerus kepada masyarakat.

Artikel ini ditulis oleh Rusmasiela Mewipiana Presilla, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video "Gibran soal Gugatan Pemilu Diulang: Apakah Minta Diulang Sampai Menang?"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)

Adblock test (Why?)

Baca Lagi Aje https://news.google.com/rss/articles/CBMiamh0dHBzOi8vd3d3LmRldGlrLmNvbS9iYWxpL2Jlcml0YS9kLTczMjIwNjkva3B1LWJhZHVuZy1rZWx1aGthbi1zdWxpdG55YS1kYXBhdC10ZW5hZ2EtcGVueWVsZW5nZ2FyYS1wZW1pbHXSAW5odHRwczovL3d3dy5kZXRpay5jb20vYmFsaS9iZXJpdGEvZC03MzIyMDY5L2twdS1iYWR1bmcta2VsdWhrYW4tc3VsaXRueWEtZGFwYXQtdGVuYWdhLXBlbnllbGVuZ2dhcmEtcGVtaWx1L2FtcA?oc=5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "KPU Badung Keluhkan Sulitnya Dapat Tenaga Penyelenggara Pemilu - detikBali"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.