Pakar Hukum Tata Negara di Universitas Gadjah Mada (UGM) Zainal Arifin Mochtar menilai demokrasi dan proses pemilihan umum (pemilu) tak mungkin menghasilkan sosok bak malaikat.
"Politik di Indonesia itu pada dasarnya tidak pernah bisa menawarkan malaikat. Demokrasi itu tidak dipergunakan untuk menawarkan malaikat," katanya di dalam acara diskusi publik dan mimbar bebas yang digelar di depan UGM, Sleman, Jumat (8/12) sore.
Uceng, sapaan akrab Zainal, beranggapan jika demokrasi hanya sebatas menawarkan sosok-sosok yang lebih sedikit derajat keburukan atau kejahatannya alias lesser evil.
"Jadi kalau ada tiba-tiba orang malaikat terpilih dalam proses demokrasi, omong kosong. Demokrasi tidak mengenal proses malaikat. Demoktasi itu hanya bisa menawarkan lesser evil, orang yang paling kecil derajat setannya," ungkap dia.
"Pada akhirnya begitu, pemilu tidak mungkin bisa diharapkan tiba-tiba melahirkan malaikat," sambung Uceng.
Uceng pun menengarai fenomena-fenomena belakangan macam lahirnya KUHP baru sampai UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), yang mengancam hingga mematikan suara serta daya kritis masyarakat, merupakan hasil dari proses demokrasi itu.
Termasuk, politik dinasti yang menurut Uceng telah dilakukan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga tak lepas dari dosa partai-partai politik di Senayan.
Pasalnya, DPR sebagai lembaga legislatif dengan fungsi pengawasan justru membiarkan praktik ini kian mulus menemukan jalannya.
Kemunculan politik dinasti sekarang ini, lanjut Uceng, tak lepas dari efek partai-partai politik yang membiarkan Jokowi leluasa membangun koalisi dengan menguasai 82 persen kursi di parlemen.
"Apa yang terjadi di MK (Mahkamah Konstitusi) itu bukan ujug-ujug, bukan batu yang tiba-tiba jatuh dari langit, bukan sim salabim atau hocus pocus," cetus dia.
"Apa yang terjadi di MK itu karena kita membiarkan sekian lama Jokowi tanpa pengawasan yang memadai, tidak ada pengawasan oleh partai. Publiknya pun dimatikan, masyarakat sipil dipecah, universitas mohon maaf itu kebanyakan kayak ambigu," paparnya.
Sebelumnya, MK mengabulkan uji materi UU Pemilu yang memberi ruang orang yang pernah memimpin daerah bisa jadi calon wakil presiden meski usianya masih di bawah 40 tahun.
Putusan MK, yang saat itu masih dipimpin Anwar Usman yang adalah iparnya Jokowi, memberi ruang Gibran Rakabuming untuk maju jadi cawapres.
"Ini adalah dosa kolektif kenegaraan. Saya nggak mau bilang dosa publik, rakyat nggak berdosa menurut saya. Jangan paksa rakyat yang berdosa. Ini adalah dosa kolektif kenegaraan, ada presiden di situ, DPR di situ, ada Mahkamah Konstitusi di situ," sambung Uceng.
Saran tidak memilih
Di mata Uceng, pemilu bagaimana pun masih menjadi jalur kudeta paling konstitusional untuk membangun kesadaran kolektif serta memberikan teguran sekaligus sanksi bagi partai-partai politik, tokoh maupun Jokowi sendiri.
Bukan bermaksud mengajak golput. Uceng menyarankan hak pilih dipergunakan sebaik mungkin untuk mematikan partai-partai politik yang turut andil atas dosa-dosa praktik KKN, kerusakan lingkungan, pelanggaran HAM dan lain sebagainya.
"Jangan pilih pemimpin pembohong, jangan pilih partai pembohong, jangan pilih partai yang selama ini menyokong Jokowi bisa melakukan hal-hal seperti ini, ini dosa kolektif."
"Jadi jangan dianggap hanya dosa Jokowi sendiri. Jokowi melakukannya, tapi ada orang yang melakukan pembiaran terhadap itu. Dia juga harus diberikan sanksi," tegasnya.
"Kita memilih berdasarkan preferensi yang paling mungkin. Kalau Anda aktivis perempuan, jangan pilih partai yang menyakiti perempuan. Kalau anda aktivis antikorupsi, jangan pilih partai yang paling banyak kasus korupsinya."
"Kalau anda aktivis lingkungan, jangan pilih partai-partai yang selalu main perusakan lingkungan," pungkas Uceng.
(kum/arh) Baca Lagi Aje https://news.google.com/rss/articles/CBMifmh0dHBzOi8vd3d3LmNubmluZG9uZXNpYS5jb20vbmFzaW9uYWwvMjAyMzEyMDkxNzI0MTctNjE3LTEwMzUxMzQvYWhsaS1odWt1bS11bmdrYXAtcGVtaWx1LW11c3RhaGlsLXRpYmEtdGliYS1sYWhpcmthbi1tYWxhaWthdNIBggFodHRwczovL3d3dy5jbm5pbmRvbmVzaWEuY29tL25hc2lvbmFsLzIwMjMxMjA5MTcyNDE3LTYxNy0xMDM1MTM0L2FobGktaHVrdW0tdW5na2FwLXBlbWlsdS1tdXN0YWhpbC10aWJhLXRpYmEtbGFoaXJrYW4tbWFsYWlrYXQvYW1w?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ahli Hukum Ungkap Pemilu Mustahil Tiba-tiba Lahirkan Malaikat - CNN Indonesia"
Posting Komentar