Pemilihan Presiden AS 2020 sedang digelar. Banyak perhatian terpusat pada pemilihan Presiden AS ini, karena diadakan di tengah wabah pandemi COVID-19 yang diperkirakan akan memengaruhi pilpres kali ini. Banyak pertanyaan yang terlontar terkait perhelatan pesta demokrasi di negara Paman SAM ini. Misalnya, sejauh mana pandemi COVID-19 memengaruhi pilpres AS. Jam berapa pemungutan suara dibuka dan ditutup, dan kapan hasil jajak pendapat akan keluar?
Bagaimana COVID-19 memengaruhi siklus kampanye pemilu?
Konvensi politik Partai Demokrat dan Republik, yang menjadi landasan awaljalannya pemilihan presiden, kali ini sangat berbeda dari pemilihan biasanya.
Joe Biden dan pasangannya, Kamala Harris, memutuskan untuk tidak pergi ke Wisconsin untuk menerima pencalonan presiden dari Partai Demokrat karena masalah COVID-19. Sebaliknya, Biden menerima pencalonan tersebut dan menyampaikan pidato nasional dari negara bagian asalnya di Delaware. Kamala Harris juga secara resmi menerima nominasi wakil presiden dari ballroom hotel di Wilmington, Delaware.
Konvensi Partai Republik juga tidak jauh berbeda dengan Partai Demokrat. Sebagian besar konvensi, termasuk pidato Trump, bersifat virtual dan termasuk pidato langsung dari berbagai lokasi. Presiden menyampaikan pidato penerimaan nominasi Partai Republik dari Gedung Putih.
Bagaimana diagnosis COVID-19 Trump memengaruhi pemilu?
Trump sempat membatalkan rencana untuk menghadiri penggalangan dana dan kampanyenya karena didiagnosis positif COVID-19. Diagnosis tersebut merupakan pukulan besar bagi seorang presiden yang telah berusaha mati-matian untuk meyakinkan publik Amerika bahwa pandemi terburuk sudah dilaluinya - bahkan ketika kasus terus meningkat menjelang pemilihan 3 November.
AS telah mencatat 8,94 juta kasus sejak awal pandemi. Pada 29 Oktober, rekor satu hari untuk infeksi COVID-19 juga baru saja dipecahkan, tercatat 91.295 kasus baru dalam 24 jam hingga 20:30 Kamis (07:30 WIB Jumat), menurut hitungan Universitas Johns Hopkins.
Keadaan ini bisa menjadi sebuah kekhawatiran kesehatan masyarakat paling serius yang harus dihadapi oleh seorang presiden Amerika sepanjang sejarah.
Sembilan hari setelah Trump didiagnosis COVID-19, dia berdiri di balkon Gedung Putih dan menyampaikan pidato kepada beberapa ratus pendukung kulit hitam.
Dia berbicara selama 18 menit, tanpa batuk, dan tampak sehat.
Dokter Trump mengumumkan pada 10 Oktober bahwa Presiden tidak lagi menulari - sembilan hari setelah dirawat dan diisolasi karenaCOVID-19.
"Saya dengan senang hati melaporkan bahwa Presiden memenuhi kriteria CDC (Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit) dengan aman menghentikan isolasi, sampel Covid PCR pagi ini menunjukkan, dengan standar yang diakui saat ini, ia tidak lagi dianggap sebagai pembawa risiko penularan. kepada orang lain, "kata dokter Presiden Sean Conley.
Setelah itu Trump mengambil bagian dalam debat presiden terakhir pada 22 Oktober di mana kedua saingan itu saling menyerang.
Pengaruh pandemi COVID-19 pada pilpres AS
Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi COVID-19 telah membuat aspek pemilihan presiden AS menjadi tidak pasti. COVID-19 ini telah memengaruhi jalannya pemilihan mengingat risiko tertular COVID-19 dengan memberikan suara secara langsung.
Banyak warga AS memberikan suara mereka lebih dahulu dan juga melalui pos sebelum hari H pemilu. Pakar pemilu berpendapat bahwa ini bisa berarti hasil pemilu kemungkinan tidak diumumkan pada malam pemilu, tetapi mungkin butuh beberapa hari - atau bahkan berminggu-minggu - untuk diumumkan.
Dengan adanya pandemi COVID-19 yang diperkirakan akan berdampak pada kehidupan publik hingga tahun depan, pemilu 2020 kemungkinan akan tercatat dalam sejarah sebagai salah satu pemilihan presiden AS yang paling tidak konvensional yang pernah diadakan.
Terlepas dari ketidakpastian tersebut, ada beberapa aspek dari proses pemilu yang telah diaturdalam konstitusi AS yang harus tetap dilaksanakan.
Bagaimana sistem pemilu di AS?
Pemilihan presiden Amerika selalu diadakan pada hari Selasa pertama di bulan November.
Orang Amerika sebenarnya memilih orang yang disebut "Elector” atau orangyang merepresentasikan para pemilih di negara bagian di mana mereka mendukung calon yang mereka inginkan menjadi presiden - proses ini disebut “Electoral College”.
Semakin banyak orang yang tinggal di suatu negara bagian, semakin banyak elector untuk negara bagian itu. California misalnya, dengan populasi 38,8 juta, memiliki 55 suara elektor- sementara Delaware, (populasi 936.000), hanya memiliki tiga suara.
Saat ini ada total 538 electoral-pemilih, sesuai dengan 435 anggota DPR dan 100 Senator, ditambah tiga elector tambahan dari District of Columbia. Konstitusi melarang pejabat federal, yang dipilih atau diangkat, menjadi elector.
Kandidat presiden dengan suara terbanyak di suatu negara bagian akan memenangkan semua suara electoral college di negara bagian tersebut dan kandidat presiden yang memenangkan suara di banyak negara bagian hingga mendapatkan 270 suara electoral yang akan terpilih sebagai presiden.
Bagaimana kerja electoral college?
Seluruh 50 negara bagian AS dan Washington DC memiliki sejumlah "elector” atau “pemilih" di electoral college - sebanding dengan ukuran setiap negara bagian.
Setiap negara bagian minimal mendapat setidaknya tiga suara elektoral dan total jumlahnya sama dengan jumlah total Senator dan Dewan Perwakilan Rakyat di Kongres AS. Washington DC juga mendapat tiga suara electoral college, yang berarti total 538 pemilih dari Electoral College.
California, negara bagian terbesar, memiliki 55 suara electoral, Texas, terbesar berikutnya, mendapat 38. New York dan Florida masing-masing memiliki 29.
Semua kecuali dua negara bagian - Maine dan Nebraska - menggunakan sistem "pemenang ambil semua", jadi jika satu kandidat memenangkan suara terbanyak di suatu negara bagian, dia mengambil seluruh perolehan suara dari electoral college.
Untuk menjadi presiden, salah satu kandidat harus memenangkan mayoritas dari 538 pemilih - yaitu 270 pemilih (50% dari total electoral college+1).
Meskipun Konstitusi tidak mengharuskan bahwa para elector mengikuti suara populer, banyak negara bagian AS memiliki undang-undang yang mewajibkan mereka melakukannya. Undang-undang ini kadang-kadang ditentang oleh elector yang memilih orang lain, tetapi pada bulan Juli lalu, Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa pemilih harus mengikuti suara populer di negara bagian yang telah mengesahkan undang-undang tersebut.
Sistem electoral college biasanya mencerminkan suara populer. Namun pernah juga ada presiden yang memenangkan suara elektoral sementara kalah pada suara populer. Hal ini pernah terjadi pada lima kali pemilu sepanjang sejarah AS. Contoh terbaru adalah pada tahun 2016, ketika Donald Trump memenangkan pemilihan electoral college tetapi Hillary Clinton, lawannya dari Partai Demokrat, memenangkan suara populer.
Siapa yang bisa menjadi presiden?
Presiden Amerika Serikat bisa seorang pria atau wanita dari ras apa pun atau agama apa pun, tetapi mereka harus:
• berusia minimal 35 tahun
• lahir di AS
• telah tinggal di AS setidaknya selama 14 tahun
Aturan tersebut juga menyatakan bahwa satu orang dapat dipilih menjadi presiden maksimal dua periode. (Satu-satunya pengecualian untuk ini adalah Franklin D Roosevelt, yang terpilih untuk masa jabatan ketiga khusus pada puncak Perang Dunia Kedua.)
Bagaimana cara kerja sistem pemungutan suara pemilu AS?
Pemilihan presiden adalah pemilihan yang sederhana antara kandidat dari Partai Demokrat dan Partai Republik. Kadang-kadang ada kandidat ketiga yang mengikuti kontestasi, seperti Kanye West tahun ini, tetapi jarang mendapatkan perhatian dari para pemilih atau membuat pengaruh yang signifikan.
Dua partai politik utama mengadakan pemilihan pendahuluan dan kaukus di seluruh negeri selama tahun pemilihan untuk memilih siapa yang mereka inginkan untuk mewakili mereka dalam pilpres. Kandidat Demokrat dan Republik kemudian secara resmi dipilih dan diumumkan dalam konvensi musim panas partai mereka.
Sistem pemilu AS sendiri jauh dari kata mudah. Itu karena para pendiri negara Amerika menciptakan sistem tersebut sejak tahun 1787.
Para pendiri negara memilih untuk tidak memilih presiden AS melalui pemungutan suara langsung karena khawatir bahwa negara bagian yang lebih besar dan lebih padat dapat memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan pemenang.
Sistem pemilihan Presiden AS, lebih ada kemiripan denganKolese Katolik Roma pada pemilihan Paus, dengan teori bahwa individu yang paling berpengetahuan dari setiap negara bagianlah yang akan memilih presiden karena prestasinya, bukan dari negara bagian mana ia berasal.
Jadi ketika orang Amerika memberikan suara mereka pada 3 November, rakyat AS secara teknis memilih "elector", bukan kandidat itu sendiri. Para elector adalah pejabat negara atau tokoh partai senior, tapi biasanya namanya tidak disebutkan di surat suara.
Setiap elector memberikan satu suara setelah pemilihan umum untuk salah satu dari dua kandidat.
Apakah swing states itu?
Kunci bagi salah satu partai untuk memenangkan pemilihan presiden adalah dengan menargetkan negara bagian tertentu. Ada beberapa negara bagian yang mengambang atau “Swing States”, disebut demikian karena melihat selama pemilihan sebelum sebelumnya tidak selalu dimenangi oleh salah satu kandidat dari partai tertentu. Negara bagian ini memegang kunci untuk memenangkan pemilu.
Tahun ini Carolina Utara, Florida, Michigan, Wisconsin, dan Arizona semuanya bisa menjadi penentu dalam hasil pemilu.
Apa yang terjadi pada Hari H Pemilu?
Pada 3 November, adalah hari pemilihan bagi pemilih yang belum mengirimkan surat suara dan pergi menuju ke tempat pemungutan suara. Begitu juga tugas kolosal penghitungan suara dimulai. Artinya masih ada jutaan orang Amerika akan memberikan suara pada Hari -H pemilihan.
Beberapa jaringan berita dan lembaga survei akan memproyeksikan hasil pemilu pada tanggal 3 November tersebut, meskipun hasilnya bersifat sementara karena surat suara yang masuk masih dihitung.
Jam berapa tempat pemungutan suara dibuka dan ditutup?
Jam buka dan tutup TPS berbeda-beda di setiap negara bagian, gergantung kota atau distriknya. Beberapa negara bagian masih mengizinkan orang dalam antrean untuk memberikan suara walau waktu penutupan TPS tiba – dan beberapa negara bagian tidak mengizinkan.
Sebagian besar tempat pemungutan suara dibuka pada pukul 6 pagi dan yang terakhir tetap buka hingga pukul 9 malam (di New York dan Dakota Utara).
Di Vermont, orang yang bangun pagi dapat memberikan suara mereka pada jam 5 pagi.
Semua TPS akan tutup pukul 21.00 ET pada 3 November (09:00 WIB 4 November 2020).
Bagaimana perhitungan hasil pemilu?
Surat suara melalui pos ada kemungkinan terlambat diterima dan tetap perlu dihitung di banyak negara bagian. Sebagian besar surat suara masuk harus diterima dalam beberapa hari sejak tanggal 3 November, dengan beberapa pengecualian. Beberapa negara bagian utama mengizinkan surat suara dikirim terlambat, termasuk Pennsylvania dan North Carolina (paling lambat 6 November), Minnesota dan Nevada (paling lambat 10 November), dan Ohio (paling lambat 13 November).
Setiap negara bagian mulai mengesahkan hasilnya mulai 10 November, meskipun ini juga masih dapat ditunda jika ada penghitungan ulang. Setiap negara bagian kecuali California harus menyelesaikan pengesahan hasil suarapaling lambat 8 Desember. Semua sengketa - termasuk keberatan dan penghitungan ulang - harus diselesaikan sebelum tanggal tersebut.
Para elector nantinya baru resmi memberikan suara mereka pada 14 Desember dan mengirimkannya ke Washington.
Artinya, hasil pemilu yang benar benar nyata - karena dampak COVID-19 membuat banyak orang yang mengirimkan surat suara lewat pos - mungkin baru diketahui beberapa hari setelah hari H pemilu.
Kapan presiden terpilih akan dilantik?
Tanggal pelantikan presiden baru tercantum dalam konstitusi AS. Baik Trump atau Biden akan dilantik pada 20 Januari 2021. [as/hj]
Baca Lagi Aje https://www.voaindonesia.com/a/hal-penting-yang-perlu-diketahui-tentang-pemilu-as-2020/5646566.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Hal Penting yang Perlu Diketahui tentang Pemilu AS 2020 - Bahasa Indonesia - VOA Indonesia"
Posting Komentar