Amerika Serikat hingga kini masih belum mengetahui hasil akhir dari pemilihan umum presiden AS 2020 meski pemungutan suara telah ditutup tiga hari lalu.
Meski berdasarkan perhitungan suara sementara pada Jumat (6/11) waktu AS, Joe Biden masih unggul empat dari enam negara bagian yang masih melakukan penghitungan suara.
Untuk sementara ini, Biden masih mengantongi 253 suara elektoral dan Trump dengan 213 suara elektoral.
Penantian yang tidak kunjung berakhir tersebut memicu ketegangan di AS karena Trump menuduh Partai Demokrat curang dalam perhitungan suara. Banyak pihak mendesak Trump membeberkan bukti tudingan tersebut.
Namun, kondisi saat ini sesungguhnya telah diperkirakan karena berbagai alasan dari masing-masing negara bagian yang di bawah sistem AS melakukan pemungutan suara sendiri.
Contohnya California sebagai negara bagian yang memiliki jatah suara elektoral tertinggi dengan 55 suara. California punya sejarah sebagai negara bagian yang cukup loyal dengan Demokrat sejak 1992.
Namun, berdasarkan hasil perhitungan suara sementara, Joe Biden berhasil memenangkan jatah suara elektoral di California.
Begitu pula dengan situasi di Pennsylvania, negara bagian dengan suara 20 elektoral, yang perhitungan suara sementaranya mengunggulkan Joe Biden.
"Semakin tipis persaingannya, semakin lama waktu yang dibutuhkan," kata Sekretaris Negara Bagian Pennsylvania, Kathy Bookvar, menjelaskan perbedaan perhitungan suara media dengan situasi di lapangan.
Hingga Sabtu (7/11) waktu Indonesia pagi, enam negara bagian masih melakukan penghitungan suara, dengan pertambahan suara yang melambat. Negara bagian Georgia bahkan berencana hitung ulang.
Joe Biden masih unggul empat dari enam negara bagian yang masih melakukan penghitungan suara. Untuk sementara ini, Biden masih mengantongi 253 suara elektoral dan Trump dengan 213 suara elektoral.
Penyebab lainnya keterlambatan hasil Pemilu AS 2020 adalah surat suara sementara yang dikeluarkan untuk pemilih jika kebingungan tentang pendaftarannya dan memerlukan verifikasi.
Negara bagian juga memiliki tenggat waktu yang berbeda-beda dalam menerima surat suara dari warga yang berada di luar negeri serta militer.
North Carolina menunda penghitungan setidaknya terhadap 170 ribu surat suara karena menurut Undang-Undang mereka menerima surat suara yang dikirimkan via pos hingga 12 November dengan catatan dicap pos pada Hari Pemilu (2/11). Jumlah 170 ribu surat suara tersebut dapat membuat perbedaan.
Serupa dengan Nevada yang menunjukkan persaingan ketat dari kedua calon presiden. Mereka hanya akan menghitung surat suara yang bercap pos pada Hari Pemilu asalkan tiba paling lambat pada 10 November.
Pandemi Covid-19 juga membuat 65,2 juta dari 160 juta orang AS memberikan suaranya melalui surat demi menghindari penyebaran virus corona apabila memilih secara langsung.
Kondisi dan perbedaan itu yang kemudian disoroti kedua belah pihak.
Trump memanfaatkan penundaan dengan menuntut penghentian perhitungan di negara-negara tersebut seperti Pennsylvania. Ia bahkan berencana meminta Mahkamah Agung AS menghentikan perhitungan di sana.
Partai Republik selama berbulan-bulan berkampanye supaya Pennsylvania tidak menghitung surat suara yang tiba pada Jumat (6/11) meski sudah bercap pos pada Hari Pemilihan.
Di Wisconsin, Mahkamah Agung memutuskan hanya suara yang diterima pada Hari Pemilihan yang akan dihitung.
(chr/ard) Baca Lagi Aje https://www.cnnindonesia.com/internasional/20201107072856-134-567020/sederet-penyebab-keterlambatan-hasil-pemilu-as-2020Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sederet Penyebab Keterlambatan Hasil Pemilu AS 2020 - CNN Indonesia"
Posting Komentar