Pemilihan presiden di Amerika Serikat berlangsung pada 3 November 2020 lalu. Kandidat yang meraih suara terbanyak dari pemilih belum tentu menjadi pemenangnya. Seperti apa sistem pemilu di Amerika Serikat?
Presiden Amerika Serikat tidak dipilih langsung oleh para pemilih. Para kandidat presiden negara dengan julukan Paman Sam ini bertarung memperebutkan suara elektoral.
Figur peraih suara elektoral terbanyak berhak untuk memegang jabatan Presiden Amerika Serikat selama empat tahun.
Jadi untuk siapa orang Amerika memilih?
Dikutip dalam BBC, ketika orang Amerika pergi ke tempat pemungutan suara dalam pemilihan presiden, mereka sebenarnya memilih sekelompok pejabat yang membentuk badan pemilihan.
Kata "College" dari electoral college disini hanya merujuk kepada sekelompok orang dengan tugas bersama. Orang-orang ini adalah pemilih dan tugas mereka adalah memilih presiden dan wakil presiden.
Lembaga pemilihan bertemu setiap empat tahun, beberapa minggu setelah hari pemilihan untuk melaksanakan tugas itu.
Apa arti suara elektoral?
Suara elektoral sangat krusial dalam menentukan siapa yang akan menjadi presiden. Suara elektoral dalam sistem pemilu Amerika Serikat adalah jumlah suara yang dipunyai oleh setiap negara bagian Amerika Serikat.
Tentunya jumlah suara ini berbeda-beda di setiap negara bagian tergantung dari jumlah penduduknya.
Negara bagian California misalnya memiliki 55 suara. Sementara North Dakota hanya 3 suara. Total dari seluruh negara bagian adalah 538 suara.
Dalam sistem pemilu di Amerika Serikat biasanya dikuasai oleh dua calon yaitu Partai Republik dan Partai Demokrat, keduanya perlu meraih minimal 270 suara elektoral untuk memenangkan pemilihan umum pilpres ini.
Suara elektoral didapatkan dari popular vote atau suara coblosan rakyat langsung di negara-negara bagian Amerika Serikat.
Untuk mendapatkan suara ini, diberlakukanlah sistem "the winner take all" atau pemenang meraup semuanya.
Kemenangan tipis dalam popular vote di sebuah negara bagian bisa mengamankan semua suara elektoral negara tersebut. Calon yang kalah tidak akan mendapatkan suara elektoral meski kekalahannya hanya 1 suara.
Hal inilah yang menjadi penyebab Hillary Clinton akhirnya kalah dengan Donald Trump pada pemilu Amerika Serikat 2016 silam. Padahal jumlah suara rakyat langsung atau popular vote untuk Hillary Clinton lebih tinggi dibandingkan Trump.
Selain itu, pada tahun 2000, George W Bush menang dengan 271 suara elektoral, meskipun kandidat dari Partai Demokrat Al Gore memenangkan suara popular dengan lebih dari setengah juta.
Mengapa sistem suara elektoral dipilih?
Ketika konstitusi Amerika Serikat dibuat pada tahun 1787, pemungutan suara rakyat nasional untuk memilih seorang presiden praktis tidak mungkin dilakukan. Ini karena ukuran negaranya dan sulitnya komunikasi.
Pada saat yang sama, ada sedikit antusiasme untuk mengizinkan presiden dipilih oleh anggota parlemen di ibu kota, Washington DC.
Sehingga para perumus konstitusi membentuk lembaga pemilihan dengan masing-masing negara bagian memilih pemilih.
Negara-negara yang lebih kecil menyukai sistem ini karena sistem ini memberi mereka lebih banyak suara daripada suara rakyat nasional untuk memutuskan presiden.
Lembaga pemilihan juga disukai oleh negara bagian selatan, dimana budak merupakan sebagian besar dari populasi. Meskipun budak tidak memilih, mereka dihitung dalam sensus Amerika Serikat (sebagai tiga per lima orang).
Karena jumlah suara elektoral ditentukan oleh jumlah penduduk suatu negara bagian, negara bagian selatan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam memilih presiden daripada yang diberikan oleh suara publik langsung ke mereka.
Hasil pemilu Amerika Serikat 2020 sementara ini seperti dilansir Associated Press, posisi Joe Biden masih unggul 264 suara elektoral sedangkan Donald Trump memperoleh suara sebanyak 214 suara elektoral.
Simak juga video 'Lama Didominasi Republik, Joe Biden Sukses Birukan Arizona':
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Apa Arti Suara Elektoral? Sistem dan Hasil Pemilu Amerika 2020 - detikNews"
Posting Komentar