TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah pada perdagangan pekan depan. Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pergerakan rupiah saat ini masih sangat dipengaruhi faktor eksternal.
"Kalau rupiah melemah itu disebabkan oleh masalah eksternal yang sampai sekarang belum stabil," ujar dia kepada Tempo, Ahad, 22 November 2020. Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran 14.050 hingga 14.200 per dolar AS pada pekan depan. Pada perdagangan Jumat kemarin, rupiah ditutup melemah pada level 14.165 per dolar AS.
Sejumlah sentimen eksternal yang membayangi pergerakan rupiah antara lain perkara stimulus yang masih simpang siur di Amerika Serikat. Para pelaku pasar, menurut Ibrahim, menunggu kepastian dari kebijakan ini.
Pada mulanya, stimulus penanganan pandemi Covid-19 itu diperkirakan akan digelontorkan setelah 3 November 2020 atau setelah pemilihan umum di AS. Namun, sampai saat ini perkara tersebut masih belum putus juga.
Di samping itu, para pelaku pasar juga menunggu masa transisi di Amerika. Semenjak diumumkan bahwa pemilihan umum di Amerika Serikat (pemilu AS) dimenangkan oleh Joe Biden, tim transisi masih belum juga dibentuk lantaran dikabarkan belum mendapat restu dari inkumben, Presiden Donald Trump.
Pelaku pasar masih mengamati dan mengantisipasi gonjang-ganjing politik di AS. Ibrahim menyebut adanya kekhawatiran bahwa masalah politik ini akan berbuntut panjang, misalnya apabila Donald Trump mengeluarkan dekrit. "Ini ada ketakutan karena tim transisi belum dibentuk," ujar dia.
Dari benua Eropa, Ibrahim melihat negosiasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa masih alot. Kemungkinan negosiasi itu akan mencapai keputusan pada pekan depan. Dua belah pihak masih memiliki waktu untuk bernegosiasi hingga penghujung tahun ini.
"Negosiasi Brexit ini butuh waktu cukup lama. Bisa saja Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa persyaratan. Ini cukup memprihatinkan ya suatu negosiasi yang begitu lama dan belum ada kepastian secara hukum. Ini yang membuat mata uang rupiah berfluktuasi," tutur Ibrahim.
Untuk sentimen dari dalam negeri, Ibrahim menilai fundamental ekonomi dan politik Tanah Air masih cukup baik. Hal ini membuat pemodal asing percaya dan mau masuk ke Indonesia. Kebijakan yang diperhatikan oleh pelaku pasar, tutur dia, misalnya terkait penegakan protokol kesehatan di dalam negeri hingga pemberlakuan Undang-undang Cipta Kerja yang dinilai memberi angin segar pada dunia usaha.
Baca Lagi Aje https://bisnis.tempo.co/read/1407805/gonjang-ganjing-hasil-pemilu-as-dan-isu-brexit-menekan-rupiah-pekan-depanBagikan Berita Ini
0 Response to "Gonjang-Ganjing Hasil Pemilu AS dan Isu Brexit Menekan Rupiah Pekan Depan - Bisnis Tempo.co"
Posting Komentar