Search

Pemilu AS 2020: Apa yang Perlu Anda Ketahui Sekarang - DW (Bahasa Indonesia)

Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih Joe Biden ingin mempercepat proses transisi bagi pemerintahan barunya. Namun Presiden Donald Trump bersikeras menempuh jalur hukum menentang hasil pemilu.

Seorang diplomat veteran dan orang kepercayaan Joe Biden, Antony Blinken, diharapkan dapat memainkan peran dalam pemerintahan yang akan datang dengan menyingkirkan agenda isolasionis "America First" Presiden Donald Trump dan memulihkan hubungan dengan sekutu Amerika Serikat (AS).

Di sisi lain, Trump mengajukan gugatan hukum untuk membatalkan hasil pemilu di negara bagian Michigan. Rabu (11/11), harian Washington Post melaporkan seorang petugas pos yang sebelumnya mengklaim melihat aksi pengrusakan suara di Pennsylvania, mencabut sepenuhnya kesaksian tersebut di hadapan penyelidik.

Kesaksian Richard Hopkins sering dikutip oleh Partai Republik sebagai landasan gugatan hukum, dan sikap skepsisme terhadap proses penghitungan suara.

Daftar gugatan hukum 

Para pejabat Republik di Kongres AS saat ini mendukung upaya Trump untuk menentang kemenangan Biden, tetapi sebagian diantaranya mengatakan Trump harus segera mengeluarkan bukti yang signifikan atau keluar dari "pertarungan."

Trump berharap penghitungan ulang suara akan membantunya mencegah Biden menjabat Presiden AS. Kemungkinan itu bisa saja terjadi namun berkaca dari sejarah, hanya tiga kasus dalam dua dekade terakhir di mana penghitungan ulang suara bisa mengubah hasil tetapi tidak untuk pemilihan presiden.

Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menyuarakan keyakinan bahwa setelah setiap suara "sah" yang dihitung mengarah pada "pemerintahan Trump kedua." Senada dengan Pompeo, Senate Majority Leader Mitch McConnell, yang belum mengakui Biden sebagai presiden terpilih AS, mengatakan dia tidak mengharapkan transisi yang terputus dari pemerintahan Trump.

Para hakim sejauh ini telah menggugurkan tuntutan hukum yang dilayangkan Trump di Michigan dan Georgia dan mengatakan litigasi tersebut memiliki sedikit peluang untuk mengubah hasil pemilu.

Sudut pandang publik

Mantan pejabat senior AS mengatakan presiden terpilih Joe Biden harus mendorong pertemuan puncak G20 pada awal tahun depan untuk memperbarui komitmen AS terhadap diplomasi dan memulihkan ekonomi dari dampak pandemi COVID-19.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen pada hari Selasa (10/11) menyatakan AS dan Uni Eropa perlu membentuk aliansi transatlantik baru di berbagai bidang seperti perubahan iklim dan ekonomi digital di bawah pemerintahan Biden.

Presiden Turki Tayyip Erdogan memberi ucapan selamat kepada Biden dan wakil presiden terpilih Kamala Harris atas kemenangan mereka dalam pemilu AS 2020.

Kemenangan Biden diakui

Menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos yang dirilis Selasa (10/11), hampir 80% warga AS, termasuk lebih dari setengah pendukung Partai Republik mengakui Biden sebagai pemenang pemilu yang berlangsung pada 3 November lalu.

Saat ini Biden berencana bertemu dengan para penasihat yang akan membantunya bersiap untuk menjabat pada 20 Januari 2021.

ha/rzn (rtr,ap)

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Aje https://www.dw.com/id/pemilu-as-2020-apa-yang-perlu-anda-ketahui-sekarang/a-55565123

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pemilu AS 2020: Apa yang Perlu Anda Ketahui Sekarang - DW (Bahasa Indonesia)"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.