Search

Penguatan Pengawas Pemilu, Samakan Persepsi - Radar Tarakan

NUNUKAN – Ketua Koordinator Tenaga Ahli, Divisi Penanganan Pelanggaran Bawaslu RI Dr. Bachtiar Baetal kembali menyambangi Nunukan. Kedatangan di wilayah perbatasan bertujuan memberikan penguatan kepada pengawas Pemilu di Nunukan.

Apalagi, baginya pengawasan Pemilu di wilayah Nunukan yang merupakan daerah perbatasan memiliki karakteristik yang berbeda. Karena itu, langkah yang harus dilakukan yakni memberikan penguatan dan menyamakan persepsi dalam penanganan pelanggaran.

“Pengawasan pemilu yang ada di wilayah perbatasan memiliki karakteristik yang berbeda karena / perbatasan. Sehingga, yang perlu kita dilakukan secara rutin penguatan kepada petugas. Menyamakan persepsi pemahaman bagaimana mengelola penanganan pelanggaran. Ini perlu disamakan persepsi,” ucap Dr. Bachtiar Baetal kepada Radar Tarakan, Kamis (13/7).

Dijelaskan, saat berkunjung di Pulau Sebatik dan bertemu pengawas kecamatan hal yang menjadi perhatian yakni pemahaman yang sama dalam mengelola penanganan pelanggaran. Sebab, dalam bertindak sudah diatur dalam petunjuk teknis. “Seperti di Sebatik saya bertemu dengan pengawasan di kecamatan sebatik. Pengawas kita ini bagaimana memiliki pemahaman yang sama dalam mengelola penanganan pelanggaran. Ada juknis sebagai panduan sehingga tidak ada disparitas. Orang di Pulau Nunukan dan Sebatik sama,” jelasnya.

Pelaksanaan penguatan kepada pengawas harus dilakukan secara berkelanjutan dan terencana. Dengan begitu, konsep penanganan yang dilakukan tidak berbeda. Sehingga, tidak terjadi disparitas penanganan pelanggaran disuatu daerah apalagi daerah perbatasan. “Ini perlu secara terencana, berkelanjutan terus memberikan penguatan kepada pengawas pemilu. Utamanya dalam rangka melaksanakan penanganan berupa bentuk pelanggaran. Konsep penanganan sehingga tidak berbeda. Kita jaga agar tidak ada disparitas,” tegasnya.

Penguatan kepada pengawas Pemilu baginya harus terus dilakukan. Sebab, konsolidasi pengawasan merupakan hal yang penting. Karakteristik wilayah perbatasan berbeda dengan wilayah lain. Kemungkinan pelanggaran bisa terjadi. “Ini perlu ditingkatkan ke pengawas. Apalagi memang daerah perbatasan konsolidasi pengawasan menjadi penting. Karena karateristik perbatasan itu berbeda dengan daerah lain. Cukup unik. Apalagi saat pemilu bisa saja kemudian terjadi sudah memilih di Tawau kemudian memilih lagi di Sebatik. Jadi peningkatan kapasitas pelu terus dilakukan,” pungkasnya.

JAGA KONDUSIFITAS JELANG PEMILU

Pesta demokrasi bakal berlangsung pada 2024 mendatang. Hal yang menjadi perhatian semua pihak yakni kondusifitas di masyarakat. Sehingga, diharapkan Pemilu 2024 dapat berlangsung dengan aman, lancar dan demokratis.

Plt Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Nunukan, Zulkifli menyampaikan pada 2024 seluruh daerah di Indonesia akan mengelar pemilu serentak. Pesta demokrasi ini tentunya diharapkan berjalan dengan aman, lancar dan demokratis.

“Khusus di Nunukan, Badan Kesbangpol bersama Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) menjelang menggelar dialog bersama para tokoh agama, tokoh pemuda, KPU, Bawaslu, RT, dan masyarakat melaksanakan dialog menjelang Pemilihan Umum 2024,” ucap Zulkifli, kemarin.

Dijelaskan, kerukunan umat beragama merupakan keadaan hubungan sesama umat beragama yang dilandasi toleransi, saling pengertian, saling menghormati, menghargai kesetaraan dalam pengamalan ajaran agamanya dan kerjasama. Baik dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

“Sehingga keberadaan tokoh agama di masyarakat seringkali lebih didengar perkataannya. Peran tokoh agama juga sangat strategis dalam mendinginkan suasana (cooling system) dalam menghadapi pemilu legislatif dan pemilu presiden,” jelasnya.

Karena itu, pihaknya berharap pemilu yang akan datang bisa berlangsung dengan damai, aman dan diwarnai adu gagasan, adu ide dan konsep untuk menyelesaikan persoalan bangsa dan negara. Bukan sebaliknya membuat perpecahan di masyarakat. “Kita tidak berharap pemilu mendatang justru di gunakan untuk menampilkan politik identitas yang sudah terbukti sangat merusak persatuan dan kesatuan masyarakat. Maka untuk mencegah itu, di butuhkan peran para pemuka agama, tokoh tokoh masyarakat, tokoh adat untuk memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kerukunan dan persatuan,” tambahnya.

Ketua FKUB Nunukan, H. Hermansyah menambahkan melalui dialog dilaksanakan bertujuan silaturahmi, saling berdialog, dan memberi saran masukan antara umat beragama. Tujuan demi memberikan kedamaian kesejukan menghadapi pesta demokrasi. “Kami ini Forum Umat Beragama, di mana misi kami selalu mengkampanyekan masalah kerukunan. Kerukunan itu penting, dalam rumah tangga aja kerukunan itu sangat penting, dalam bertentangan pun penting, oleh sebab itu kerukunan juga harus penting terutama menjelang pemilu,” pesannya.

Ia berharap masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan hasutan yang sifat menimbulkan gejolak, permusuhan di tengah masyarakat. Sebab, pemilu ibarat pertandingan yang hasilnya dipastikan ada menang ada kalah. Hasil ini harusnya tidak masalah. “Justru yang tidak mau kalah ini menjadi masalah. Karena itu, kami hadir di tempat ini untuk berdiskusi dengan bapak ibu yang nantinya memberikan pemahaman dengan masyarakat kita bahwa perbedaan pilihan itu lumrah. Tetapi kita janganlah gontok-gontokan, saling caci maki, dan saling menjelekkan satu sama lain,” pungkasnya. (akz/lim)

Adblock test (Why?)

Baca Lagi Aje https://news.google.com/rss/articles/CBMiZmh0dHBzOi8vcmFkYXJ0YXJha2FuLmphd2Fwb3MuY29tL2RhZXJhaC9udW51a2FuLzE0LzA3LzIwMjMvcGVuZ3VhdGFuLXBlbmdhd2FzLXBlbWlsdS1zYW1ha2FuLXBlcnNlcHNpL9IBAA?oc=5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Penguatan Pengawas Pemilu, Samakan Persepsi - Radar Tarakan"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.