Finlandia melaksanakan pemilihan umum legislatif pada Minggu (2/4) yang mungkin bisa mengubah arah negara itu secara dramatis ke politik kanan. Pasalnya, politisi sayap kanan-tengah dan partai-partai yang anti-imigran berusaha menjatuhkan Perdana Menteri Sanna Marin yang diusung Partai Demokratik Sosial.
Setelah kaum nasionalis di negara tetangga Swedia melakukan terobosan dan ekstrem kanan menang di Italia pada tahun lalu, Finlandia bisa saja menjadi negara terbaru yang mengikuti jejak gelombang nasionalis di Eropa.
Pelaksanaan pemilu berlangsung hanya beberapa hari sebelum Finlandia secara resmi bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO). Finlandia bisa bergabung dengan NATO setelah Turki meratifikasi permohonan keanggotaan Finlandia pada Kamis (30/3).
“Jajak pendapat menunjukkan bahwa perpecahan politik sayap kanan di Finlandia semakin menguat,” kata Juho Rahkonen dari lembaga riset E2 kepada AFP.
Menurut tradisi, partai terbesar dari delapan partai utama di parlemen mendapat kesempatan pertama untuk membentuk pemerintahan. Sejak 1990-an, partai terbesar selalu meraih jabatan perdana menteri.
“Kami bertujuan memenangkan pemilu ini dan melanjutkan pekerjaan kami untuk masa depan yang lebih berkelanjutan,” kata Marin kepada para wartawan di sela-sela kampanyenya yang terakhir di Helsinki.
Survei terbaru yang dirilis pada Kamis (30/3) oleh stasiun televisi Yle menunjukkan partai Koalisi Nasional yang beraliran tengah-kanan memimpin tipis dengan perolehan 19,8 persen. Partai Finns yang nasionalis berada di urutan kedua dengan 19,5 persen.
Partai Sosial Demokratik (SDP) yang dipimpin oleh Marin berada di urutan ketiga dengan 18,7 persen. Marin menjabat perdana menteri pada 2019 dan tercatat sebagai perdana menteri termuda di dunia karena baru berusia 34 tahun saat dilantik.
“Kami sudah melaksanakan kampanye yang luar biasa. Kami punya kandidat terbaik di seluruh Finlandia dan kami memimpin jajak pendapat. Jadi kami optimis,” kata Petteri Orpo, pemimpin Koalisi Nasional, kepada AFP dalam kampanye pada Sabtu (1/4).
Meski pada sejumlah jajak pendapat Marin adalah perdana menteri Finlandia paling populer, dia berjuang untuk mengubah popularitasnya menjadi kursi bagi SDP di parlemen.
“Walaupun dia populer, dia juga memicu oposisi. Perpecahan politik makin menguat,” kata Rahkonen.
Beberapa pihak memandang Marin sebagai pemimpin yang kuat yang berhasil membawa Finlandia melewati pandemi COVID-19 dan proses keanggotaan NATO. Namun, sejumlah pihak memandang kenaikan utang sektor publik dalam pengawasannya dan skandal klip video yang menampilkan Marin sedang berpesta sebagai tanda tak berpengalaman.
Kemenangan partai ekstrem kanan Partai Finns akan memungkinkan Finlandia memiliki perdana menteri ekstrem kanan untuk pertama kalinya. Pemimpin Partai Finn, Riikka Purra, diperkirakan akan memenangi nominasi di partainya.
Partai yang menentang menguatnya kekuatan Uni Eropa itu ingin kebijakan imigrasi yang lebih keras. Partai Finn menggunakan masalah-masalah kekerasan geng yang dihadapi Swedia sebagai peringatan.
Rahkonen mengatakan dukungan untuk partai populis sudah meningkat sejak musim panas tahun lalu yang dipicu oleh “kenaikan harga-harga energi dan penurunan daya beli” menyusul inflasi Rusia ke Ukraina.
Tujuan jangka panjang Partai Finn adalah mengeluarkan Finlandia dari Uni Eropa dan menunda target nol karbon untuk 2035. [ft/ah]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pemilu Finlandia: Ekstrem Kanan Berupaya Geser PM Sanna Marin - Bahasa Indonesia - VOA Indonesia"
Posting Komentar