Search

Bamsoet Ajak Personel TNI Jaga Netralitas-Kondusivitas Jelang Pemilu - detikNews

Jakarta -

Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum FKPPI/Kepala Badan Bela Negara FKPPI Bambang Soesatyo menekankan pentingnya netralitas bagi personel TNI dalam menghadapi tahun politik Pemilu 2024. Menurutnya, hal ini sebagaimana amanat reformasi.

Selain itu, Bamsoet pun mengajak keluarga personel TNI menjaga kondusivitas bangsa agar Pemilu 2024 tidak berujung dengan perpecahan. Hal ini ia sampaikan dalam Sosialisasi Empat Pilar MPR RI bersama DPP Forum Komunikasi Putra Putri Angkatan Laut (DPP FKPPAL), di Gedung Nusantara IV MPR RI, Jakarta.

"Kita tentu berharap jangan sampai sebelum maupun sesudah penyelenggaraan Pemilu 2024 terjadi demonstrasi besar-besaran yang berpotensi rusuh. Hak masyarakat untuk menyatakan pendapat memang diatur dalam konstitusi maupun undang-undang, namun pelaksanaannya tidak boleh menimbulkan kerugian apalagi permusuhan," jelas Bamsoet dalam keterangannya, Minggu (19/11/2023).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jika sampai ada potensi rusuh, saya yakin dan percaya keluarga besar TNI AL diminta atau tidak diminta, pasti siap membantu aparat kepolisian dalam menjaga keamanan, ketertiban, dan kedamaian di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," imbuhnya.

Dalam kesempatan ini, Bamsoet turut mengapresiasi kontribusi personel TNI AL, khususnya Korps Marinir yang dijuluki 'Hantu Laut' Baret Ungu. Menurutnya, TNI AL selalu berhasil meredakan kerusuhan dan menenangkan massa demonstrasi di penghujung aksi. Ia menyebut TNI AL melakukan pendekatan yang humanis dan persuasif untuk menciptakan kondusivitas dengan membubarkan massa rusuh tanpa pukulan dan tendangan.

Lebih lanjut, Bamsoet menjelaskan pihaknya tak hanya bekerja sama dengan FKPPAL. Namun juga telah bekerja sama menyelenggarakan Sosialisasi Empat Pilar MPR RI maupun penerimaan aspirasi dengan keluarga besar TNI lainnya.

Beberapa di antaranya ialah Himpunan Putra Putri Keluarga Angkatan Darat (HIPAKAD), Perhimpunan Putra dan Putri TNI Angkatan Udara (P3AU), serta Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan dan Putra Putri TNI/Polri (FKPPI).

"Dalam berbagai kesempatan tersebut, saya senantiasa mengajak kepada keluarga besar TNI untuk menjaga dan menghormati konstitusi yang ada pada saat ini. Tidak perlu diperdebatkan terlalu jauh sehingga berpotensi memecah belah bangsa. Kendati banyak pihak menilai konstitusi yang ada saat ini telah mengalami banyak perubahan bahkan jauh dari pemikiran para Bapak pendiri bangsa, namun pada hakikatnya, konstitusi yang ada pada saat ini merupakan cerminan perjalanan sejarah bangsa," papar Bamsoet.

"Dalam setiap perubahannya, sudah dilakukan secara konstitusional. Apabila dirasa masih ada kekurangan atau hal yang perlu diperbaiki dan disempurnakan secara menyeluruh atau kembali ke UUD 1945 sebelum amandemen pasca reformasi, ada mekanisme konstitusional yang tersedia dalam konstitusi kita, yaitu mekanisme amandemen," terangnya.

Bamsoet pun mengingatkan terjadinya kompetisi dan perebutan pengaruh negara-negara besar membuat Indonesia berada pada pusaran kepentingan global. Pada saat yang bersamaan, dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara, patriotisme dan nasionalisme tidak lagi dimaknai secara sempit.

Di tengah modernitas zaman yang ditandai lompatan kemajuan teknologi dan derasnya arus peradaban, tantangan yang dihadapi dapat mewujud pada beragam paradigma. Misalnya pada degradasi moral generasi muda bangsa, maraknya perilaku koruptif, masih adanya ketimpangan sosial-ekonomi, tergerusnya nilai-nilai kearifan lokal, serta terpinggirkannya ideologi bangsa.

"Di tengah kemajuan teknologi, dunia saat ini juga sudah memasuki era Internet of Military Things/Internet of Battlefield Things, di mana operasi militer semakin dapat dikendalikan dari jarak sangat jauh dengan lebih cepat, tepat, dan akurat. Sekaligus meningkatkan fungsi perangkat militer menjadi lebih efektif dan optimal. Sebagaimana terlihat dalam perang Rusia - Ukraina, maupun perang Hamas - Israel," jelasnya.

Ia menambahkan Internet of Military Things turut menunjukkan dunia semakin larut menghadapi perang Generasi V (G-V) Siber dengan center of gravity pada Data dan Informasi. Sebelumnya, dunia mengalami perang G-I yang dilakukan dengan Padat Manusia, G-II Manuver dan Tembakan, G-III Padat Teknologi, dan G-IV Asimetris.

Menurutnya, G-1 hingga G-III menyasar sektor Militer, Fisik, dan Ekonomi. Sedangkan G-IV sasarannya sektor politik dan G-V pada sosial dan ideologi.

"Menghadapi G-V, Singapura, Jerman, dan China merupakan contoh negara yang telah membentuk Angkatan Siber sebagai matra tersendiri. Pasukan Siber China diprediksi yang terbesar di dunia, mencapai 145 ribu personel," ungkapnya.

"Indonesia tak boleh ketinggalan. Karenanya, pembuatan Angkatan Ke-IV, Angkatan Siber (AS) sebagaimana diusulkan Lemhannas RI, menjadi keniscayaan. Sehingga bisa memperkuat Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara AU)," tandas Bamsoet.

Sebagai informasi, Bamsoet merupakan warga kehormatan TNI AL dan juga penerima Brevet Baret Ungu Korps Marinir TNI AL. Ia juga menerima Brevet Hiu Kencana Satuan Kapal Selam TNI AL dan Brevet Wing Penerbang Kelas 1 Pesawat Tempur Warga Kehormatan TNI-AU.

Adapun kegiatan ini turut dihadiri oleh KASAL Laksamana TNI Muhammad Ali, Kepala Dinas Potensi Maritim Angkatan Laut Mayjen TNI (Mar) Markos, Ketua Umum DPP FKPPAL Ariadi Kusumadi, dan Ketua Panitia/Ketua DPD FKPPAL Jakarta Metro Tommy Hutapea.

(anl/ega)

Pantau Pemilu

Cek rekam jejak, visi misi, profil, hingga berita terkini pasangan Capres dan Cawapres favoritmu di Pemilu 2024 sekarang!

Adblock test (Why?)

Baca Lagi Aje https://news.google.com/rss/articles/CBMibGh0dHBzOi8vbmV3cy5kZXRpay5jb20vcGVtaWx1L2QtNzA0NTY5NS9iYW1zb2V0LWFqYWstcGVyc29uZWwtdG5pLWphZ2EtbmV0cmFsaXRhcy1rb25kdXNpdml0YXMtamVsYW5nLXBlbWlsddIBcGh0dHBzOi8vbmV3cy5kZXRpay5jb20vcGVtaWx1L2QtNzA0NTY5NS9iYW1zb2V0LWFqYWstcGVyc29uZWwtdG5pLWphZ2EtbmV0cmFsaXRhcy1rb25kdXNpdml0YXMtamVsYW5nLXBlbWlsdS9hbXA?oc=5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bamsoet Ajak Personel TNI Jaga Netralitas-Kondusivitas Jelang Pemilu - detikNews"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.