Search

Gelar Pemilu Saat Pandemi Virus Corona, Singapura Pakai Metode Baru - Kompas.com - KOMPAS.com

SINGAPURA, KOMPAS.comSingapura akan menggelar pemilihan umum (pemilu) pada Jumat (10/7/2020) di tengah wabah virus corona yang masih melanda negara tersebut.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong mengumumkan dalam pidatonya Selasa sore (23/6/2020), dia telah meminta Presiden Halimah Yacob untuk membubarkan parlemen.

Hari nominasi kandidat jatuh pada Selasa pekan depan (30/6/2020).

Baca juga: Jelang New Normal, Singapura Buka Lagi Rumah Ibadah dan Museum

Pemilu yang tidak biasa

Tidak seperti pemilu-pemilu sebelumnya, pemilu kali ini akan sangat berbeda karena wabah Covid-19.

Singapura sejak Jumat (19/6/2020) berada pada fase 2 menuju new normal atau tatanan hidup baru. Roda perekonomian dan kehidupan sehari-hari berangsur mulai pulih.

Lee menyatakan mekanisme khusus akan diterapkan untuk menjaga keselamatan warga Singapura.

Misalnya, akan lebih banyak Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan penetapan jam tertentu untuk memberikan suara guna mencegah kerumunan saat pemilu. Jaga jarak minimal 1 meter antarindividu juga akan diberlakukan.

Baca juga: Potret Ramainya Singapura yang Hidup Lagi di Fase 2 Jelang New Normal

Metode kampanye juga berganti. Kampanye akbar ditiadakan. Calon parlementarian dapat menggelar kampanye online melalui live streaming.

Selain itu, partai politik akan diberikan alokasi waktu yang lebih panjang untuk menyampaikan program serta visi misinya melalui saluran televisi nasional.

Kandidat masih dapat berinteraksi dengan warga dari pintu ke pintu rumah, selama mematuhi peraturan yang mengizinkan perkumpulan maksimal 5 orang di fase 2 menuju new normal.

Lebih jauh PM Lee mengatakan, pemilu di tengah pandemi bukan hal baru. Negara-negara lain seperti Korea Selatan, Amerika Serikat, Taiwan, Serbia, dan lainnya telah berhasil menggelar pemilu di tengah Covid-19.

Parlemen ke-13 Singapura sendiri telah menjalani masa bakti selama 4.5 tahun dan pemilu harus digelar paling lambat 14 April 2021, karena satu periode berlangsung selama 5 tahun.

Baca juga: Yayasan Temasek Singapura Kembali Salurkan Bantuan ke Indonesia Perangi Covid-19

PAP diprediksi menang lagi

Partai Aksi Rakyat (PAP) pimpinan Lee Hsien Loong diprediksi akan menang mudah. PAP telah memimpin Singapura selama 61 tahun sejak 1959, bahkan sebelum Negeri “Singa” menjadi negara merdeka pada 9 Agustus 1965.

PAP saat ini menguasai 93 persen kursi parlemen yaitu 83 dari 89 kursi. Oposisi Partai Pekerja (WP) hanya memegang 6 kursi.

Pada pemilu sebelumnya tahun 2015, PAP berhasil menang telak dengan dukungan 69,9 persen pemilih Singapura.

Baca juga: Masuki Fase 2 Jelang New Normal, Kasus Covid-19 Singapura Stabil, Ekonomi Mulai Pulih

Hasil terburuk yang diraih oleh partai berlambang petir itu sejak kemerdekaan Singapura adalah pada pemilu 2011, yakni hanya meraih 60,14 persen suara.

Oposisi Singapura lain kecuali Partai Pekerja terpecah di antara kumpulan belasan partai yang kesulitan meyakinkan pemilih di setiap pemilu.

Pemilu Singapura berbeda dengan negara-negara lainnya. Untuk pemilu kali ini terdapat total 31 daerah pemilihan yang terbagi atas 17 konstitusi grup (GRC) dan 14 konstitusi tunggal (SMC).

GRC adalah daerah pemilu yang terdiri dari 4-5 anggota parlemen setiap daerah pemilihan (dapil).

Pemenang dapil baik GRC dan SMC ditentukan berdasarkan sistem majoritarian yaitu peraih suara terbanyak.

Baca juga: Singapura Temukan Kasus Impor Covid-19 Pertama sejak Mei 2020

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Aje https://www.kompas.com/global/read/2020/06/23/180625970/gelar-pemilu-saat-pandemi-virus-corona-singapura-pakai-metode-baru?page=all

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gelar Pemilu Saat Pandemi Virus Corona, Singapura Pakai Metode Baru - Kompas.com - KOMPAS.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.