Pada 2 November lalu, dalam pemilihan di Virginia, Partai Demokrat didera kekalahan yang bisa berdampak buruk pada pemilu sela yang akan dilaksanakan di Amerika tahun depan. Glenn Youngkin, kandidat gubernur Partai Republik berhasil mengalahkan Terry MacAuliffe, kandidat Partai Demokrat, dengan selisih suara 50,6 lawan 48,6 persen. Bagaimana prospek Partai Demokrat?
Tampaknya faktor baik, dari kancah perpolitikan nasional maupun lokal, menyebabkan kekalahan Partai Demokrat di Virginia. Turunnya popularitas Presiden Biden dan ketidakberhasilan Partai Demokrat menggolkan agenda legislatif mereka di Kongres ikut mendorong kekalahan itu.
Pada tingkat lokal, warga kulit putih menilai kebijakan Partai Demokrat yang menguasai cabang legislatif dan eksekutif di Virginia terlampau progresif untuk selera mereka.
VOA menghubungi Dewita Soehardjono, diaspora Indonesia dan mantan ketua Democratic Asian Americans of Virginia. Dia menyebut kemarahan kulit putih ini “white lashing.”
“Yang satu adalah white-lashing (amarah warga kulit putih), mereka marah karena patungnya salah satu Confederate soldier (tentara Konfederasi) dipindahkan dari tempatnya. Dan di Virginia terutama kombinasi dari itu, kemudian non-college white women (perempuan kulit putih tidak berpendidikan universitas) yang tadinya mereka berikan dukungan untuk Biden mereka swing back (mengalihkan dukungan) ke GOP (Partai Republik), mendukung Youngkin.”
Kekalahan ini seharusnya menjadi peringatan bagi partai yang kini menguasai Gedung Putih ini sebagaimana diungkapkan oleh Sean Trende, analis senior dari Real Clear Politics, situs berita politik AS dan peneliti di lembaga kajian American Enterprise Institute di Washington DC.
"Menurut saya, ini jelas petunjuk bagi Partai itu bahwa popularitas Biden yang rendah adalah sesuatu yang nyata dan menyebabkan kesulitan untuk partainya pada masa datang. Ini merupakan tanda peringatan apa yang akan terjadi pada 2022," ulasnya.
Yang dimaksudkan oleh Trende adalah pemilihan paruh waktu atau disebut juga pemilu sela di mana biasanya partai yang menguasai Gedung Putih mengalami kekalahan politik yang besar. Apa yang terjadi di Virginia pekan lalu bisa mengancam dominasi Partai Demokrat atas cabang legislatif, baik Senat maupun DPR.
Karena itu, Trende berpendapat, Partai Demokrat harus berusaha lebih keras untuk menggolkan agenda politik mereka: disetujuinya dua paket berskala besar, yakni paket infrastruktur bipartisan $1,2 triliun, dan paket investasi $1,75 triliun dalam program Build Back Better.
"Saya rasa mereka akan terbantu kalau meloloskan produk legislatif, produk apa saja, dan mereka benar-benar tidak menghasilkan apa-apa sejak musim semi tahun ini. Tetapi banyak hal berada di luar kendali mereka, ekonomi, dan apa yang terjadi di luar negeri, itu bukan hal yang bisa mereka kendalikan," tambah Trende.
Meskipun demikian, mungkin setelah menyadari akibat buruk dari kekalahan mereka di Virginia, Demokrat minggu lalu berhasil meloloskan RUU infrastruktur bipartisan mereka dengan sedikit dukungan dari anggota fraksi Republik. Dalam bulan ini, Demokrat juga akan berhasil menggolkan RUU Build Back Better.
Terobosan ini terjadi pada Jumat ketika Departemen Tenaga Kerja melaporkan adanya 530 ribu lapangan pekerjaan baru dalam ekonomi Amerika, catatan rekor yang serta merta diangkat oleh Presiden Biden sebagai keberhasilan kebijakan ekonomi pemerintahannya. [jm/ka]
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dampak Pemilihan Virginia pada Pemilu Sela AS Tahun 2022 - Bahasa Indonesia - VOA Indonesia"
Posting Komentar