Pemerintah Ukraina meminta warganya yang tinggal di wilayah-wilayah yang dicaplok Rusia untuk mengabaikan apa yang mereka sebut 'Pemilu semu'. Ukraina menyebut Pemilu itu hanya jalan untuk Vladimir Putin kembali menjabat sebagai Presiden Rusia selama 6 tahun lagi.
Dilansir CNN, Minggu (17/3/2024), Kyiv dan sekutunya menuding pemungutan suara tersebut merupakan upaya lebih lanjut oleh Rusia untuk memberikan kesan legitimasi atas kendalinya di wilayah Ukraina yang dicaplok selama invasi.
"Warga Ukraina harus menghindari partisipasi dalam lelucon ini dengan segala cara," kata Menteri Pemerintahan Ukraina Iryna Vereshchuk.
Dia mengatakan warga Ukraina tidak boleh membantu mengatur pemungutan suara, berkampanye, memberikan suara atau bertindak sebagai pemantau pemilu. Dia memperingatkan bahwa mereka yang melakukan hal tersebut dengan sukarela melanggar hukum Ukraina meskipun partisipasi paksa tidak melanggar hukum.
"Jangan terlibat dalam kolaborasi, jangan membantu penjajah untuk mengadakan pemilu palsu," tambah Vereshchuk.
Anggota Komisi Pemilihan Lokal yang didampingi tentara mendatangi pemilih saat Pemilu Rusia digelar di Donetsk pada 14 Maret 2024 (Photo by STRINGER / AFP) |
Pemungutan suara tatap muka telah berlangsung sejak Jumat (15/3). Pada hari Minggu, diperkirakan akan ada jumlah TPS terbesar yang dibuka di Krimea serta wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Donetsk, dan Luhansk yang juga berada di bawah pendudukan Rusia.
Kantor berita pemerintah Rusia RIA Novosti telah memuat laporan di saluran Telegram-nya yang menunjukkan tim pemilu keliling di Avdiivka, sebuah kota yang direbut oleh pasukan Rusia bulan lalu.
"Tim kami mobile untuk memberikan kesempatan kepada warga Avdiivka untuk memilih dalam pemilihan presiden. Kami punya segalanya yang diperlukan untuk memilih - surat suara, kotak suara, layar," kata seorang pria bernama Danil, yang digambarkan sebagai ketua komisi pemilihan setempat, dengan syal menutupi wajahnya untuk menyembunyikan identitasnya.
Saat beberapa orang terlihat memberikan suara mereka, seorang wanita, yang mengatakan bahwa dia adalah seorang Kristen Ortodoks dari Gereja Rusia mengungkapkan rasa terima kasihnya.
"Kami sudah menunggu ini. Saya sangat senang. Terima kasih banyak telah datang kepada kami," katanya.
Saluran Telegram Rusia telah menunjukkan tim Pemilu keliling lainnya di seluruh wilayah pendudukan, termasuk beberapa yang tampak jelas menunjukkan tentara Rusia menemani petugas pemilu saat mereka pergi dari rumah ke rumah.
Sebuah video dari Luhansk memperlihatkan seorang wanita tua di dalam apartemennya mengisi surat pemilu dan memasukkannya ke dalam kotak suara, sementara seorang pria berseragam tentara berdiri di dekatnya dengan senapan tersandang di dadanya. Para pejabat Ukraina mengatakan taktik intimidasi seperti itu adalah hal biasa dan bertujuan untuk memaksa masyarakat memberikan suara mereka kepada Putin.
Anggota Komisi Pemilihan Lokal yang didampingi tentara mendatangi pemilih saat Pemilu Rusia digelar di Donetsk pada 14 Maret 2024 (Photo by STRINGER / AFP) |
Sementara itu, para pejabat yang dilantik oleh Rusia di wilayah-wilayah pendudukan melaporkan beberapa ledakan di dekat tempat pemungutan suara pada hari Sabtu (16/3). Vladimir Rogov, seorang anggota pemerintahan sipil-militer di Zaporizhzhia, mengatakan sebuah alat peledak rakitan telah diledakkan di luar sebuah gedung yang akan digunakan untuk pemungutan suara di kota pelabuhan Berdiansk. Sebuah tembok rusak tetapi tidak ada korban jiwa.
Seorang pejabat Ukraina menulis dengan ironis di media sosial 'Suaranya berisik di Berdiansk...sepertinya ada insiden yang tidak menyenangkan'. Belakangan, pejabat Ukraina yang sama melaporkan penduduk setempat mendengar ledakan kedua di kota tersebut, juga di luar gedung yang dijadwalkan dijadikan sebagai tempat pemungutan suara.
Di tempat lain, Vladimir Saldo, pemimpin Rusia di Kherson, melaporkan seorang wanita berusia 50 tahun tewas akibat serangan pesawat tak berawak di kota Kakhovka. Saldo menuding serangan itu sebagai 'upaya untuk mengacaukan situasi di kota selama pemungutan suara'.
Dia menuduh Ukraina menembaki sebuah bangunan di tempat lain di Kakhovka tempat pemungutan suara berlangsung. Tidak ada korban jiwa dalam serangan itu, katanya.
Pejabat pemilu Rusia telah mengunggah informasi terbaru tentang apa yang mereka katakan sebagai jumlah pemilih di berbagai wilayah. Di Kherson yang diduduki, angka partisipasi pada hari Sabtu mencapai 77,7%, sedangkan di Donetsk yang diduduki angkanya mencapai 86,5%.
Ukraina menuding Moskow akan mengarang hasil akhir Pemilu dan menegaskan bahwa mayoritas warga yang hidup di bawah pendudukan Rusia memilih untuk tidak ambil bagian dalam pemilu tersebut.
Simak juga Video: Kota Belgorod Rusia Diserang Saat Pilpres, 2 Orang Tewas
(haf/imk) Baca Lagi Aje https://news.google.com/rss/articles/CBMidmh0dHBzOi8vbmV3cy5kZXRpay5jb20vaW50ZXJuYXNpb25hbC9kLTcyNDYzNDIvdWtyYWluYS1taW50YS13YXJnYS1kaS13aWxheWFoLWRpY2FwbG9rLXJ1c2lhLWFiYWlrYW4tcGVtaWx1LXNlbXUtcHV0aW7SAXpodHRwczovL25ld3MuZGV0aWsuY29tL2ludGVybmFzaW9uYWwvZC03MjQ2MzQyL3VrcmFpbmEtbWludGEtd2FyZ2EtZGktd2lsYXlhaC1kaWNhcGxvay1ydXNpYS1hYmFpa2FuLXBlbWlsdS1zZW11LXB1dGluL2FtcA?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ukraina Minta Warga di Wilayah Dicaplok Rusia Abaikan 'Pemilu Semu' Putin - detikNews"
Posting Komentar