Mengutip laporan Reuter, Spotify juga akan menghapus iklan politik di layanan podcast asli dan eksklusifnya.
Kabar yang pertama kali diberitakan oleh Ad Age ini diumumkan di tengah memanasnya kampanye untuk pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) pada November 2020 mendatang.
Saat dimintai tanggapannya oleh Reuters, perusahaan yang memiliki hampir 141 juta pengguna pada Oktober lalu itu mengatakan alasannya menolak menampilkan iklan politik adalah karena kurang mumpuninya sistem yang mereka miliki sehingga menyulitkan mereka dalam mengecek iklan yang layak.
"Pada saat ini, kami belum memiliki tingkat ketahanan yang diperlukan dalam proses, sistem, dan alat kami untuk memvalidasi dan meninjau konten ini secara bertanggung jawab," kata juru bicara Spotify dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.
"Kami akan menilai kembali keputusan ini karena kami terus mengembangkan kemampuan kami."
Namun begitu, aturan ini hanya akan berlaku untuk penjualan iklan Spotify secara langsung, bukan iklan yang disematkan dalam konten pihak ketiga. Tapi, perusahaan menjelaskan bahwa iklan pihak ketiga masih akan tetap harus tunduk pada kebijakan konten Spotify yang lebih luas.
Sebagai informasi, Spotify hanya menerima iklan politik di Amerika Serikat. Saat ditanya mengenai pendapatan yang bisa diperoleh perusahaan dari iklan politik, Spotify menolak berkomentar.
(dob/dob) Baca Lagi Aje https://www.cnbcindonesia.com/tech/20191228202248-37-126271/saat-pemilu-as-memanas-spotify-tegaskan-tolak-iklan-politikBagikan Berita Ini
0 Response to "Saat Pemilu AS Memanas, Spotify Tegaskan Tolak Iklan Politik - CNBC Indonesia"
Posting Komentar