Perempuan Indramayu Kurang Berminat Awasi Pemilu - Pikiran Rakyat

PIKIRAN RAKYAT - Keterlibatan kaum perempuan di kancah pengawasan pemilihan umum masih cukup rendah. Minimnya peran perempuan menjadi fokus perhatian tersendiri bagi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Indramayu. Terlebih Bawaslu Indramayu menargetkan keterlibatan perempuan capai 30 persen.

Ketua Bawaslu Kabupaten Indramayu, Nurhadi mengatakan bahwa minimnya peran perempuan sudah terlihat saat masa pendaftaran panitia pengawasan kecamatan. Total pelamar yang masuk ke Bawaslu mencapai 559 orang. Sayangnya dari jumlah itu pendaftar perempuannya hanya 73 orang.

"Hanya tiga belas persen," kata Nurhadi, Rabu 25 Desember 2019.

Setelah seleksi dilakukan, dari total 93 pelamar yang dinyatakan lolos, perempuan hanya berjumlah 13 orang. Jika dikalkulasikan keterlibatan perempuan hanya 14 persen. Nurhadi mengatakan, nilai 14 persen cukup rendah sebab Bawaslu Indramayu menargetkan angka 30 persen.

Para pelamar yang lolos dipastikan sudah sesuai dengan kualifikasi yang disyaratkan. Nantinya para Panwascam perempuan itu akan ditugaskan di 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Indramayu. Kecamatan itu antara lain Krangkeng, Balongan, Indramayu, Sindang, Arahan, Lohbener, Sliyeg, Bangodua, Cikedung, Losarang, Gabuswetan, dan Sukra. Di masing-masing kecamatan akan diisi oleh tiga petugas pengawas dari Bawaslu.

Mereka, kata Nurhadi, memiliki tugas berat dalam hal mengawasi jalannya Pemilu di Kabupaten Indramayu. Ada sejumlah kerawanan yang mesti diantisipasi seperti politik uang, kampanye hitam, manipulasi laporan kampanye, politisasi birokrasi, sara, dan tindak suap. "Ini merupakan tantangan yang besar," kata Nurhadi.

Dia berharap, ke depan keterlibatan perempuan di Pemilu bisa lebih meningkat. Dengan demikian, perempuan memiliki pengalaman yang tak kalah dari lelaki dalam bidang pengawasan Pemilu.

"Semoga bisa berkembang lagi ke depannya dengan makin banyak lagi perempuan yang terlibat," tuturnya.

Let's block ads! (Why?)