WARTAKOTALIVE.COM, JAKARTA - Komisioner Bawaslu RI Puadi mengaku khawatir atas penyelenggaraan Pemilu 2024.
Dia menduga akan ada banyak upaya pemalsuan data, sebab hal tersebut biasa terjadi bagi caleg yang ambisius.
Karenanya, Puadi meminta Bawaslu kabupaten/kota membantu Bawaslu provinsi melakukan pengawasan melekat (waskat) verifikasi administrasi bacaleg di semua tingkat.
"Teman-teman kabupaten/kota bantu provinsinya terkait verifikasi administrasi (vermin) ini, termasuk memastikan dokumen-dokumen apakah sudah lengkap, asli atau tidak," ucapnya, Sabtu (3/6/2023).
"Dokumen-dokumen palsu berpotensi adanya palanggaran pidana," imbuhnya.
Selain itu, dia juga berharap pengawas pemilu di daerah mengecek jika ada dari unsur kepala desa, TNI, Polri, ASN, atau mantan narapidana yang mencalonkan diri, telah sesuai prosedur atau belum.
"(Pengawas) juga harus kroscek administrasinya, bagaimana jika kepala desa nyaleg, surat pengunduran dirinya seperti apa? Kalau ASN, TNI atau Polri nyaleg bagaimana prosedurnya," ungkapnya.
"Termasuk, kata dia, pengawas harus melihat jika mantan narapidana yang mencalonkan diri apa telah sesuai dengan prosedur atau belum," ucapnya.
Baca juga: Bangun Zona Integritas, Bawaslu Kembangkan Budaya Kerja Birokrasi yang Anti-korupsi
Pemilih Ganda
Sebelumnya, KPU Kabupaten Tangerang mencoret 9.393 pemilih yang masuk dalam daftar pemilih sementara (DPS) Pemilu 2024, karena berstatus pemilih ganda.
Plt Ketua KPU Kabupaten Tangerang, Ita Nurhayati mengatakan, ribuan pemilih tersebut dianggap tidak memenuhi syarat (TMS) dan didominasi oleh pemilih ganda.
"Saya cek dari berita acara, dari DPS ke DPSHP (Daftar Pemilih Sementara Hasil Perbaikan) ada pengurangan 9.393, dari awalnya 2.366.655 menjadi 1.357.262 pemilih," ujar Ita Nurhayati, Kamis (1/6/2023).
Kemudian Ita menerangkan, dari 9.393 pemilih yang dianulir atau dicoret tersebut didominasi oleh pemilih ganda, meninggal dunia, pindah domisili dan menjadi anggoat TNI/Polri.
Baca juga: Perkuat Pengelolaan Teknologi Informasi, Bawaslu Harap Tidak Ada Kebocoran Data
Selain pemilih dicoret tersebut, adapula masyarakat yang terdata menjadi penambahan pemilih, karena ketika proses coklit tidak ditemukan.
Baca Lagi Aje https://news.google.com/rss/articles/CBMib2h0dHBzOi8vd2FydGFrb3RhLnRyaWJ1bm5ld3MuY29tLzIwMjMvMDYvMDQvYmF3YXNsdS13YXN3YXMtc29hbC1wZW1hbHN1YW4tZG9rdW1lbi1wdWFkaS1rZXJhcC10ZXJqYWRpLWRpLXBlbWlsddIBc2h0dHBzOi8vd2FydGFrb3RhLnRyaWJ1bm5ld3MuY29tL2FtcC8yMDIzLzA2LzA0L2Jhd2FzbHUtd2Fzd2FzLXNvYWwtcGVtYWxzdWFuLWRva3VtZW4tcHVhZGkta2VyYXAtdGVyamFkaS1kaS1wZW1pbHU?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bawaslu Waswas Soal Pemalsuan Dokumen, Puadi: Kerap Terjadi di Pemilu! - Wartakota"
Posting Komentar