Search

OPINI: SPIRIT PEMILU 2024 JADI MOMEN PERSATUAN - BAWASLU BANYUMAS

Penulis: Damas Baswananda*

(Anggota Panwaslu Kalibagor)

  Pemilu bukanlah hal asing bagi negara penganut sistem demokrasi, seringkali pemilu dijadikan barometer demokrasi suatu negara. Pemilu atau pemilihan umum menjanjikan sebuah model transisi kekuasaan yang didasarkan pada prinsip oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Demokrasi yang mapan dan dewasa identik dengan pemilu yang legitimate dan berjalan secara jujur,adil dan transparan.

Indonesia, negara kita telah melalui beberapa pemilu dan sistem kepemiluan, dimulai dari keberhasilan Pemilu 1955 dalam Pemilihan DPR dan Anggota Konstituante meski kemudian DPR dan Konstituante melebur menjadi DPR-GR. Kemudian, pada Pemilu 1971 hingga 1998 yang berturut-turut mendudukan Suharto sebagai Presiden.

Hingga pada tahun 1998 terjadi proses reformasi yang mengakibatkan pemerintahan orde baru lengser dan berganti. Pada pemilu 1999, pemilu pertama era reformasi berhasil membuahkan pemerintahan demokratis yang baru dengan terpilihnya Gus Dur dan Megawati Soekarnoputri sebagai presiden dan wakil presiden, walaupun kemudian Presiden Abdurahman Wahid dilengserkan oleh MPR berganti Megawati Soekarnoputri dan Hamzah Haz menjadi presiden dan wakil presiden berikutnya.

Demikian selanjutnya Pemilu 2004, Pemilu 2009 yang menghasilkan kepemimpinan SBY-Jusuf Kalla, dan SBY-Boediono serta Pemilu 2014 dan Pemilu 2019 yang menghasilkan kepemimpinan Jokowi-Jusuf Kalla dan Jokowi-Ma’ruf Amin.

Masing-masing pemilu memiliki spirit masing-masing disesuaikan dengan kebutuhan zaman yang dilalui oleh bangsa Indonesia. Pada era orde lama, pemilu memiliki spirit membentuk pemerintahan yang kuat dan mencari wujud terbaik interpretasi  pemerintahan berdasarkan Pancasila. Kemudian, bergulirnya orde baru, pemilu terselenggara secara stagnan dengan kemenangan berturut-turut partai berkuasa kala itu, dengan spirit bahwa kestabilan pemerintahan mendorong kestabilan ekonomi.

Era reformasi membentuk semangat pemilu yang benar-benar demokratis sebagai upaya regenerasi kepemimpinan agar visi dan misi bangsa selalu dapat terbaharui. Namun sayang, di tengah keberhasilan penyelenggaraan pemilu pada Tahun 2014 dan 2019 tertinggal residu disintegrasi yang diakibatkan oleh oknum yang secara sadar menggunakan isu-isu sektarian, agama dan ras untuk menguasai forum forum pembicaraan mengenai pemilu bukan adu gagasan sebagaimana pantasnya sebuah kontestasi.

Pemilu 2024 di depan mata, dan menuju perjalanan tersebut, dan diharapkan bahwa Pemilu 2024 mampu memberikan spirit sebuah persatuan pada bangsa Indonesia. Saatnya demokrasi Indonesia lebih dewasa dengan menjadikan pemilu sebagai sebuah area mengkonstruksi ide besar mengenai peradaban Indonesia yang luhur dan satu kesatuan, bukan mendegradasi makna kemanusiaan di dalam diri bangsa Indonesia.

Penyelenggara pemilu, baik KPU ,BAWASLU dan DKPP harus bias mengemas penyelanggaran PEMILU 2024 sebagai sebuah pesta rakyat dimana kebahagiaan menjadi saripati pemilu dengan melahirkan kepemimpinan yang legitimatif dan sebagai wujud harapan Indonesia baru yang lebih baik. (*)

Adblock test (Why?)

Baca Lagi Aje https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiUGh0dHBzOi8vYmFueXVtYXMuYmF3YXNsdS5nby5pZC9vcGluaS1zcGlyaXQtcGVtaWx1LTIwMjQtc2ViYWdhaS1tb21lbi1wZXJzYXR1YW4v0gEA?oc=5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "OPINI: SPIRIT PEMILU 2024 JADI MOMEN PERSATUAN - BAWASLU BANYUMAS"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.