Search

AS Tolak Rencana Pemilu Junta - Koran Jakarta

AS menolak rencana junta di Myanmar yang ingin menggelar pemilu dalam waktu dua tahun lagi dengan alasan junta yang berkuasa sedang berupaya mengulur-ulur waktu.

WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) pada Senin (2/8) mengatakan bahwa junta di Myanmar sedang berupaya mengulur waktu setelah mereka mengumumkan akan menggelar pemilu dalam kurun waktu dua tahun lagi.

Pada saat bersamaan, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, bersiap untuk mendesak Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/Asean) untuk menunjuk seorang utusan khusus bagi Myanmar.

Menlu Blinken ikut serta dalam hampir sepekan pembicaraan yang melibatkan para menteri luar negeri Asean dalam misi diplomasi terbaru dari pemerintahan Presiden Joe Biden untuk melibatkan kawasan itu di garis depan persaingan antara AS dengan Tiongkok.

Menjelang pembicaraan Asean, pemimpin junta Myanmar berjanji untuk mengadakan pemilu dan mencabut keadaan darurat pada Agustus 2023, memperpanjang janji batas waktu awal yang diberikan ketika militer menggulingkan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari.

"Pengumuman itu adalah seruan bagi Asean untuk meningkatkan upayanya, karena jelas bahwa junta Myanmar hanya mengulur waktu dan ingin terus memperpanjang waktu pemilu demi keuntungan sendiri," kata seorang pejabat senior AS.

"Semakin banyak alasan mengapa Asean harus terlibat dalam hal ini dan menjunjung tinggi ketentuan lima poin yang juga ditandatangani Myanmar," imbuh diplomat itu.

Pemimpin junta Myanmar, Min Aung Hlaing, turut menghadiri pertemuan dengan negara-negara anggota Asean mengenai krisis Myanmar pada April lalu yang mengarah pada apa yang disebut pernyataan konsensus yang menyerukan segera diakhirinya kekerasan dan ditunjuknya utusan khusus regional.

Namun pemimpin junta kemudian menjauhkan diri dari konsensus itu, tidak ada utusan yang ditunjuk dan lebih dari 900 orang dilaporkan tewas dalam penumpasan selama enam bulan terhadap para demonstran pembangkang.

Utusan Khusus

Sementara itu dari pertemuan para menlu Asean dilaporkan bahwa negara-negara anggota Asean menyerukan kepada Myanmar untuk segera menyetujui penunjukan seorang utusan khusus Asean bagi negaranya. Seruan ini mengemuka di tengah spekulasi bahwa seorang diplomat Brunei sangat diunggulkan akan menduduki posisi tersebut.

Para menlu Asean bertemu secara virtual pada Senin (2/8) guna membahas penerapan lima poin konsensus atas Myanmar, yang dirancang dalam pertemuan pemimpin Asean pada April lalu.

Kesepakatan itu menyerukan agar kekerasan di Myanmar segera dihentikan serta seorang utusan akan dikirim untuk menjadi mediator bagi perundingan antara militer dan kubu prodemokrasi, di antara langkah-langkah lainnya.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, dalam pernyataan persnya kepada wartawan setelah pertemuan itu menyampaikan bahwa mereka menghabiskan sebagian besar waktu membahas sosok yang akan ditunjuk sebagai utusan tersebut.

Oleh karena itu Menlu Retno mengungkapkan rasa frustrasinya atas sedikitnya kemajuan yang dilakukan sejak pertemuan para pemimpin tersebut serta mendesak agar Myanmar untuk segera menyetujui utusan yang diusulkan oleh Asean.

Hasil pembahasan dari pertemuan terbaru itu masih belum diumumkan. Namun, sumber-sumber diplomatik mengatakan Menteri Luar Negeri Brunei, Erywan Yusof, sangat diunggulkan untuk mengisi posisi tersebut.AFP/I-1


Redaktur : Ilham Sudrajat

Penulis : Ilham Sudrajat

Adblock test (Why?)

Baca Lagi Aje https://koran-jakarta.com/as-tolak-rencana-pemilu-junta

Bagikan Berita Ini

0 Response to "AS Tolak Rencana Pemilu Junta - Koran Jakarta"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.