Tadinya, pasca Soeharto berkuasa, putaran politik yang secara dramatis berlangsung di Indonesia, telah menempatkan bangsa ini dalam posisi yang dilematis dan dengan persoalan yang kompleks.
Sebelumnya, setiap penyelenggaraan pemilu berlangsung, kondisi masyarakat menunjukkan terjadinya rekayasa yang tak sedap dipandang mata dan membuktikan adanya keterkaitan erat antara politik, ekonomi dan pendidikan yang dimilikinya.
Barulah di era kepemimpinan Joko Widodo dengan dua periodenya ini, perlahan tapi pasti, proses politik dengan segala corak demokrasinya berjalan naik seiring dengan perubahan yang semakin besar serta pertumbuhan kebutuhan masyarakat yang semakin terbuka lebar.
Pada era digitalisasi yang serba modern saat ini, membuat segala akses dapat dinikmati dan segala kesempatan dapat diraih dengan berpacu pada kemampuan diri.
Sehingga masyarakat mampu berdiri dan memilih yang terbaik untuk hidup mereka terutama dalam hal partisipasi politik yang semakin hari semakin memberikan orientasi demokrasi.
Memperhatikan semua itu, dengan sudah dimulainya iklim kecerdasan demokrasi dan politik yang terbuka hampir diseluruh bagian bangsa, ternyata, belum semua masyarakat tersentuh akan adanya perbaikan orientasi demokrasi dan sistem politik. Khususnya masyarakat di daerah, tepatnya masyarakat lapisan bawah. Setidaknya mereka hanya mampu melihat ketokohan yang terjadi di negara ini, sementara pengetahuan dan pemahaman mereka masih sangat terbatas. Hal ini dikarenakan masih adanya ketersumbatan informasi berkenaan dengan situasi dan kondisi yang masih dikategorikan diluar jangkauan. Disamping itu masih terdapat kurangnya sumber daya manusia untuk terjun langsung memberikan pemahaman tentang pendidikan politik dan penyelenggaraan pemilu sebagai pesta demokrasi.
Agar terjadi transformasi nilai demokratisasi dalam hal politik dan pemilu, masyarakat perlu diberikan pencerdasan secara politik melalui pendidikannya agar mengerti betul adanya proses politik dan mengerti betul tentang adanya pemilu.
Dalam hidup berdemokrasi, pentingnya pendidikan politik bagi masyarakat menurut Lord Henry P. Broughton dalam buku klasiknya pada XIX adalah, "Mendidik warga masyarakat agar gampang dipimpin tapi sulit dipaksa, gampang diperintah tetapi sulit diperbudak".
Karena itulah masyarakat perlu lebih tahu tentang pentingnya keterlibatan mereka dalam politik dan pemilu.
Kesadaran ini melalui pendidikan politik disebut ππ―π΄πͺπ₯π¦π―π΅π’π ππ¦π’π³π―πͺπ―π¨, yaitu proses pendidikan yang berlangsung dan diberikan dalam kehidupan riil masyarakat dengan arah utamanya mengembangkan aspek afektif, perilaku dan keterlibatan langsung. Dalam perspektif ini, proses politik dalam pemilu menjadi wahana pendidikan demokrasi untuk menumbuhkan kemandirian dan tanggung jawab serta mengarah pada penciptaan kultur hidup berdemokrasi. Lebih jauh lagi, dengan suara masyarakat pula dapat menentukan arah perbaikan hidup berbangsa selanjutnya.
Jika masyarakat tidak diberikan pengetahuan yang tepat sasaran, maka aspirasi mereka hanya akan menjadi kotak kosong dalam menentukan kepemimpinan dan kepemerintahan yang akan berlaku.
Terutama untuk masyarakat di pelosok daerah, amat penting mengetahui ini agar mereka menjadi melek tentang politik dan pemilu yang akan diselenggarakan oleh negara.
Dalam aplikasinya, diperlukan pembelajaran atau pendidikan khusus tentang politik dan pemilu dengan melibatkan perangkat Desa dan perangkat Dusun sampai level RT, RW yang menaunginya agar menguasai dan terlaksana dengan baik.
Disamping itu, masyarakat menjadi tahu kebutuhan mereka akan pentingnya proses politik dan pemilu yang diselenggarakan dan mereka menjadi tahu pula jika peran mereka untuk membangun negara terutama daerahnya amat diperlukan.
Penyelenggara dan pelaku pemilu dalam hal ini, harus serius memperhatikan kebutuhan masyarakat tersebut agar partisipasi masyarakat menjadi bagian yang terintegrasi dalam demokrasi tanpa harus memiliki sinonim apabila beberapa lapisan masyarakat khususnya pelosok belum begitu terlibat.
Diperlukan petugas-petugas lapangan yang mensuffort pentingnya partisipasi politik dalam pemilu, armada-armada untuk mensosialisasikan pemilu dan akses utama jaringan internet untuk memberikan pemberitaan melalui media-media elektronik dan online, koran, selebaran bahkan sampai kepada pamflet pengumuman yang harus bisa dibaca langsung oleh masyarakat.
Jika dari sekarang, dengan semua pasilitas dan anggaran yang memadai dari negara belum dapat menyentuh kebutuhan pokok politik masyarakat sampai di kelas bawah, maka penyelenggara pemilu harus bergerak cepat dalam berbenah untuk mereaktualisasikan kerja-kerja saat ini dengan sebelumnya agar tercipta situasi yang kondusif untuk pemilu yang akan berlangsung selanjutnya.
Pentingnya ini dilakukan agar tidak terjadi lagi pandangan miring atau kritik berkepanjangan setiap perhelatan politik yang terjadi. Karena masih saja terdapat laporan banyaknya masyarakat yang tidak ikut memilih atau tidak ikut berpartisipasi dalam pemilu bahkan parahnya masih terdapat masyarakat yang tidak tahu sama sekali bahwa pemilu telah dilangsungkan.
Selanjutnya, melalui pendidikan politik untuk masyarakat, pelaku dan penyelenggara pemilu hendaknya secara khusus memberikan pengetahuan yang akurat tentang pemilu dan proses politik yang berlaku di dalamnya kepada seluruh masyarakat dimana tempat terselenggaranya pemilu.
Tujuannya utamanya untuk mencerdaskan masyarakat tentang moderasi serta aturan main politik yang tengah diselenggarakan sebagai pesta demokrasi.
Salah satu konsentrasinya adalah tentang perilaku dan proses politik yang dilakukan oleh partai dan atribut partai yang harus dipahami betul.
Belum lagi tentang maraknya politik identitas yang sering menjadi jargon menarik opini untuk mendulang suara. Semua ini perlu di sampaikan agar masyarakat tidak terjebak pada proses permainan politik praktis dari ambisi pelakunya untuk duduk manis di kursi kuasa.
Dari kesemua pentingnya pengetahuan yang diberikan kepada masyarakat untuk penyelenggaraan pemilu nantinya, dapat memberikan rasa aman dan dapat berjalan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang pelaksanaannya telah diatur melalui PKPU dengan seluruh turunannya.
Dengan dilaksanakannya pendidikan politik dan tentang kepemiluan, dapat pula meminimalisir kerancuan terhadap hal-hal politik yang berbau pengerecokan, pengaburan atau manipulasi yang nantinya bisa saja berujung sara dan atau semacamnya.
Alhasil, seberapa jauh pendidikan dan pencerdasan politik di dalam demokrasi akan berhasil serta dapat memperkuat kultur demokrasi, tergantung pada kualitas penyelenggaraan pemilu itu sendiri. Sebab, setiap masyarakat yang terlibat ataupun tidak dalam pesta demokrasi ini, tentu akan memiliki persepsi serta makna, baik positif ataupun negatif.
John Dewey, sebagaimana dikutip oleh Dye & Zeigler (1987) menyatakan bahwa ide pokok demokrasi adalah "Pandangan hidup yang dicerminkan dengan perlunya partisipasi dari setiap warga yang sudah dewasa dalam membentuk nilai-nilai yang mengatur kehidupan bersama."
Ini artinya, keterlibatan masyarakat secara utuh, sangat layak adanya untuk mendorong suksesnya pesta demokrasi.
Tetap saja yang namanya sebuah pesta demokrasi, adalah pokok yang memerlukan pandangan dan partisipasi dalam hidup dan tempat yang membangun secara bersama.
Tentunya dalam penyelenggaraan pemilu nantinya, akan merepotkan banyak pihak dengan segala instrumen pendukungnya.
Namun setidaknya, usaha yang memungkinkan untuk memberikan kebaikan dan pencerdasan harus dilakukan. Meskipun akan membutuhkan ππ°πΈπ¦π³ ππ―π¦π³π¨πΊ dan waktu yang menyerap perhatian banyak orang.
Dari setiap perhelatan pesta demokrasi, kinerja penyelenggara dan pelaku pemilu terus menerus mengalami perubahan warna yang cukup memuaskan. Selanjutnya, memberikan ruang lebih untuk perbaikan dan sedikit rasa nyaman bagi masyarakat adalah sebuah kewajaran tanpa harus adanya penolakan.
Semoga tulisan kecil dari terkumpulnya catatan pergumulan lapangan ini dapat membantu terciptanya penyelenggaraan pemilu yang adil dan merata khususnya untuk masyarakat di pelosok daerah.
Yurmartin, Penggiat Sosial Masyarakat
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Menatap Pemilu 2024 Dari Kebutuhan Masyarakat Bawah - Bengkulu Today"
Posting Komentar