Persoalan Lain Terkait Pemilu
Titi kemudian memaparkan beberapa persoalan lainnya dalam penyelenggaraan Pemilu untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang lebih baik.
Pertama, penyelenggaraan pemilu di Indonesia masih dihadapkan pada praktik politik transaksional yang menyuburkan perilaku koruptif.
Titi mencontohkan perilaku koruptif tersebut adalah jual beli suara, mahar politik, dan tindakan menyuap petugas pemilu. Persoalan tersebut dapat mengancam terwujudnya penyelenggaraan pemilu yang bebas dan adil.
Selain itu, soal netralitas aparatur sipil negara (ASN). "Netralitas ASN di Indonesia belum sepenuhnya baik. Masih terjadi politisasi aparatur sipil negara yang kasusnya pada tahun 2020 mencapai angka ribuan dan masih ada pula ASN yang berpolitik praktis demi mengamankan jabatan dan mempertahankan kekuasaan," ujar Titi.
Permasalahan lainnya yakni beban kerja berlebih yang dihadapi oleh para petugas pemilu.
"Pada tahun 2019, ada 894 petugas pemilu meninggal dunia dan 5.175 sakit setelah menjalani tugasnya. Itu bukan catatan yang baik. Persoalan-persoalan ini menjadi pekerjaan besar bagi para penyelenggara pemilu bagaimana mengurai hal tersebut supaya pada tahun 2024 bisa dihindari," ucap Titi.
Baca Lagi Aje https://www.merdeka.com/politik/perludem-sebut-hoaks-pemilu-meningkat-pengaruhi-pemilih-membuat-pilihan.htmlBagikan Berita Ini
0 Response to "Perludem Sebut Hoaks Pemilu Meningkat, Pengaruhi Pemilih Membuat Pilihan | merdeka.com - Merdeka.com"
Posting Komentar