Search

Pemilu dan Persatuan Indonesia - Warta Kota

Demokrasi di Indonesia telah memasuki tahun ke-21 pascareformasi. Wajar jika kita berharap demokrasi akan tumbuh secara lebih baik.

Namun, sayangnya kualitas demokrasi kita justru mengalami kemunduran.

Menurut laporan The Economist Intellegence Unit yang meneliti tingkat kebebasan di 167 negara, rangking demokrasi Indonesia turun 20 peringkat dari posisi 48 ke peringkat 68.

The Economist menggunakan lima kategori untuk menentukan peringkat demokrasi yang mencakup proses elektoral dan pluralisme, kebebasan sipil, fungsi pemerintahan, partisipasi politik dan kultur politik.

Lembaga rating terkemuka tersebut, mencatat skor buruk Indonesia pada isu-isu kebebasan sipil dan kultur politik, terutama menguatnya intoleransi dan politik identitas.

Tantangan Demokrasi Indonesia

Salah satu tantangan terhadap pelaksanaan pemilu 2019 lalu adalah digunakannya ideologi populisme untuk memenangkan kontestasi pemilu.

Seperti kita ketahui pemilu yang rutin merupakan tahapan penting bagi demokrasi representasi modern.

Karena warga negara diberi kesempatan untuk memilih kelompok politik mana yang dipercaya untuk mendapat kekuasaan dalam periode tertentu.

Ideologi populisme menjadi tantangan bagi demokrasi, karena dalam momentum pemilu semacam ini populisme memiliki kemampuan untuk memanipulasi preferensi pemilih dengan menggunakan sentimen yang populis.

Let's block ads! (Why?)

Baca Lagi Aje https://wartakota.tribunnews.com/2019/09/27/pemilu-dan-persatuan-indonesia

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pemilu dan Persatuan Indonesia - Warta Kota"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.