Pendidikan Politik, SMP Wonosalam Gelar Pemilu

\ News \ Semarang Metro

GUNAKAN SUARA : Sejumlah siswa SMP 1 Wonosalam menggunakan hak pilihnya pada pemilu Ketua OSIS sekolah tersebut, kemarin. (Foto suaramerdeka.com/Hasan Hamid)

DEMAK, suaramerdeka.com - Ajang pergantian Ketua OSIS di SMP 1 Wonosalam periode 2019-2020 dimanfaatkan sekolah tersebut untuk pendidikan politik bagi siswa.
Proses pemilihan ketua OSIS menggunakan model pemilu yang melibatkan partisipasi semua siswa. Tahapan pemilihan dilakukan oleh panitia khusus yakni komisi pemilihan umum (KPU) OSIS yang dimulai dari pengajuan bakal calon oleh partai, penentuan calon, debat dan penyampaian visi misi hingga pencoblosan atau pemungutan suara.

Layaknya pemilu sesungguhnya, setiap proses dilakukan prosedural dan tertib administrasi. Bahkan terdapat bakal calon yang gagal menjadi calon lantaran administrasi yang tidak lengkap. Kotak suara serta kertas surat suara serupa dengan pemilu.

"Tetapi karena sifatnya pendidikan politik, maka dalam setiap tahapan terdapat peran dan bimbingan guru. Ini dimaksudkan agar siswa memahami tugas, pungsi dan peran masing-masing," terang Kepala SMPN 1 Wonosalam, Sri Wartini.

Menurutnya, penerapan pemilu ketua OSIS dapat menjadi miniatur pemilu legislatif, pilpres, pilgub dan pilkada. Sehingga, siswa mendapat gambaran yang sesungguhnya model demokrasi yang diterapkan pemerintah Indonesia.

"Tentu harapan kami, ketika mereka sudah memiliki hak suara dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya."

Terdapat tiga calon ketua OSIS yang diajukan tiga partai dan koalisi partai siswa yang berebut mendapat dukungan 653 suara siswa. Ketiganya adalah Luluk Fitriana, Linda Pustika dan Catur Rahma.

Hasil penghitungan suara, Luluk Fitria mendapatkan 198 suara, Linda Pustika (181), Catur Rahma (262) dan suara tidak sah (12). Dengan demikian, calon terpilih ketua OSIS adalah Catur Rahma.

Sri Warsini menambahkan, pesta demokrasi pilihan ketua OSIS diyakini mampu melatih siswa dalam pengambilan keputusan, memperdalam sikap sportif, jujur, disiplin dan bisa bekerja sama secara mandiri.

"Juga melatih siswa untuk berfikir logis dan bersikap demokratis," katanya.

Sementara Catur Rahma mengaku senang mengikuti proses demokrasi yang digelar di sekolahnya yang telah memberi banyak pengetahuan tentang pemilu dan demokrasi. "Proses seperti ini mengasyikan, karena ada semangat untuk bersaing, beradu argumentasi, mencari dukungan dengan cara yang baik," ucapnya.

Dia pun mengatakan akan menjadi ketua OSIS yang baik untuk mendukung kemajuan sekolahnya.

(Hasan Hamid/CN19/SM Network)

Berita Terkait

Let's block ads! (Why?)